Hal ini bisa terlihat pada kejadian-kejadian kecelakaan kereta api di palang pintu kereta. Saat ada kendaraan menerobos palang, masinis yang melihat hal tersebut dan melakukan pengereman masih butuh waktu sehingga kereta berhenti.
Alih-alih 'beruntung', banyak kendaraan dan pengendaranya yang tidak bisa lolos dari 'maut' lantaran kereta masih melaju, di samping bebannya yang besar membuat objek di depan yang tertabrak menjadi hancur.
Baca Juga: Jadwal Whoosh Tidak Terganggu Tabrakan KA Baraya, Penumpang KRD Harap Sabar
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi pengereman:
1. Kecepatan kereta api. Semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman
2. Kemiringan atau lereng (gradient) jalan rel (datar, menurun, atau tanjakan)
3. Persentase pengereman yang diindikasikan dengan besarnya gaya rem
4. Jenis kereta api (kereta penumpang atau barang)
5. Jenis rem (blok komposit atau blok besi cor)
6. Kondisi cuaca
7. Dan berbagai faktor teknis lainnya
"Jadi apabila masyarakat ketika di perlintasan sudah melihat adanya kereta api walaupun masih jauh, maka seharusnya berhenti terlebih dahulu hingga kereta api tersebut lewat," pungkas Joni.