- Jumlah urine sedikit.
- Warna urine menjadi lebih pekat atau kecokelatan.
- Tidak keluar air mata saat menangis atau hanya keluar sedikit.
Derajat Dehidrasi pada Diare Anak
Berdasarkan tingkat keparahannya, dehidrasi pada anak akibat diare dapat dibagi menjadi tiga jenis:
1. Tanpa Dehidrasi
Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi cenderung tetap aktif dan mampu minum seperti biasanya. Mata anak tidak tampak cekung, dan frekuensi buang air kecilnya normal. Meskipun demikian, perlu diperhatikan agar anak mendapatkan cukup cairan. Berikan ASI, makanan, atau susu formula sesuai dengan kebutuhan anak, serta cairan oralit sebanyak 5–10 mililiter setiap kali diare kambuh. Pada kondisi tanpa dehidrasi, anak hanya kehilangan cairan kurang dari 5% dari berat badannya.
Baca Juga: Apakah KJP Bulan November 2023 Sudah Cair? Jadwal Estimasi Penyaluran KJP Plus Tanggal Ini
2. Dehidrasi Ringan-Sedang
Jika diare disertai dehidrasi ringan hingga sedang, anak akan terlihat kehausan dan frekuensi buang air kecilnya berkurang. Anak juga mungkin mengalami gejala lain, seperti kulit yang kurang elastis, mata cekung, dan bibir kering. Pada kondisi ini, sebaiknya orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anak dapat kehilangan cairan sekitar 5–10% dari berat badannya.
3. Dehidrasi Berat
Ketika anak mengalami dehidrasi berat, gejalanya akan mirip dengan dehidrasi ringan hingga sedang, tetapi lebih parah. Anak dapat mengalami penurunan kesadaran, tubuh yang sangat lemas, dan peningkatan denyut nadi serta laju pernapasan. Pada kondisi ini, anak memerlukan cairan intravena yang diberikan di rumah sakit segera, karena mereka dapat kehilangan lebih dari 10% dari berat badannya.
Baca Juga: Viral Wisata Staycation di Bogor, Tempat Menginap Penuh Fitur Teknologi Modern dan Harga Terjangkau
Cara Mengatasi Diare pada Anak
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare pada anak dan mencegah dehidrasi meliputi:
