Apa yang Membuat Dedi Mulyadi Murka hingga Minta Wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor Dibongkar Habis?

photo author
- Sabtu, 8 Maret 2025 | 10:24 WIB
Apa yang Membuat Dedi Mulyadi Murka hingga Minta Wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor Dibongkar Habis? (jabarprov.go.id)
Apa yang Membuat Dedi Mulyadi Murka hingga Minta Wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor Dibongkar Habis? (jabarprov.go.id)

AYOBOGOR.COM - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Bogor memulai pembongkaran Wisata Hibisc Fantasy yang terletak di Puncak, Bogor pada Jumat, 7 Maret 2025.

Tindakan ini dilakukan setelah terungkapnya pelanggaran serius terkait alih fungsi lahan yang melibatkan area wisata tersebut.

Pembongkaran ini melibatkan lima unit alat berat dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dari Jawa Barat dan Kabupaten Bogor.

Baca Juga: UMK Jember 2025 Lebih Tinggi dari Wilayah Banyuwangi, Tetapi Masih Kalah dari Probolinggo, Segini Nominalnya

Pembongkaran diperkirakan akan berlangsung hingga Kamis depan, dengan 39 bangunan yang dihancurkan, di mana 14 bangunan memerlukan pencabutan izin, dan 25 lainnya dibongkar secara resmi.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memerintahkan pembongkaran ini setelah ditemukan adanya penyalahgunaan izin.

Hibisc Fantasy yang awalnya diberikan izin untuk mengelola lahan seluas 4.800 meter persegi, kenyataannya telah meluas hingga mencapai 15.000 meter persegi.

Hal ini tentu saja bertentangan dengan aturan yang berlaku. Pembongkaran ini menjadi langkah tegas pemerintah untuk menegakkan peraturan dan memulihkan fungsi kawasan tersebut.

Baca Juga: Harta Kekayaan Gus Yani, Bupati Gresik yang Punya 11 Kendaraan dan 5 Rumah Senilai Rp20 Miliar

Selain itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyoroti lokasi wisata Hibisc Fantasy yang terletak di tengah hulu Sungai Ciliwung.

Pada 2010, kawasan tersebut adalah area lindung, yang mencakup taman nasional, hutan produksi, dan badan air.

Namun, pada 2022, terjadi perubahan tata ruang yang menyebabkan hampir 8.000 hektare dari kawasan hulu Ciliwung berubah menjadi lahan pertanian dan tempat berdirinya bangunan wisata.

Hal ini berpotensi menyebabkan bencana alam seperti banjir, karena kawasan hulu yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan resapan air telah dialihfungsikan.

Baca Juga: Berkah Ramadhan! Bansos PKH BPNT Gelombang 2 Sudah Mulai Dicairkan, Simak Informasi Terbaru Terkait Survey DTSEN

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Katarina Erlita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X