nasional

Minum Alkohol Selama Kehamilan Dapat Mengubah Struktur Otak Bayi

Rizma Riyandi
Jumat, 25 November 2022 | 19:39 WIB
Ilustrasi | Sebanyak 4 orang pemuda tewas setelah menenggak minuman keras atau oplosan hasil racikan sendiri dari alkohol 96 persen. (Pixabay/Gerd Altmann)

AYOBOGOR.COM -- Para ilmuwan melaporkan bahwa konsumsi alkohol saat kehamilan dapat mengubah struktur otak bayi dan menunda perkembangan otak.

Dikutip dari Healthline, para peneliti mengatakan tidak jelas bagaimana perubahan otak ini akan mempengaruhi bayi setelah lahir dan tidak akan tahu sampai anak-anak tumbuh dewasa.

Namun, mereka menganggap perubahan yang terkait dengan kesulitan kognitif dan perilaku akan berlanjut hingga masa kanak-kanak.

Hal ini akan mengakibatkan fetal alcohol spectrum disorders (FASD) atau gangguan spektrum pada bayi yang dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar, masalah perilaku, atau keterlambatan bicara dan bahasa.

Baca Juga: Link Pendaftaran PPPK Kemenag 2022 Terbaru

Studi ini menyimpulkan bahwa konsumsi alkohol minimal selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan pada anak yang belum lahir.

Pysician Associates di Florida, mengatakan Meskipun jumlah kecil dapat menyebabkan tidak ada konsekuensi yang diketahui, jumlah kecil dapat menyebabkan perubahan janin ireversibel yang belum kita ketahui.

Gangguan spektrum alkohol janin adalah berbagai gangguan yang disebabkan oleh paparan alkohol sebelum lahir. Gangguannya bisa ringan atau berat dan bisa fisik atau mental.

Alkohol dapat memengaruhi bayi yang sedang berkembang sebelum seorang wanita mengetahui bahwa dia hamil, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Hal ini dapat dicegah dengan berhenti meminum alkohol, karena pertumbuhan otak bayi terus berlanjut sepanjang kehamilan, berhenti dapat meningkatkan kesehatan bayi.

Baca Juga: Link Streaming Film Black Panther Wakanda Forever Sub Indo Full Movie di IMBD atau Telegram

Gejala fetal alcohol spectrum disorders (FASD) antara lain adalah

• Berat badan rendah
• Koordinasi yang buruk
• Perilaku hiperaktif
• Kesulitan dengan perhatian
• Memori buruk
• Kesulitan di belajar (terutama dengan matematika)
• Ketidakmampuan belajar
• Keterlambatan bicara dan bahasa
• Cacat intelektual atau IQ rendah
• Keterampilan penalaran dan penilaian yang buruk
• Masalah tidur dan mengisap saat masih bayi
• Masalah penglihatan atau pendengaran
• Masalah dengan jantung, ginjal, atau tulang
• Tinggi lebih pendek dari rata-rata
• Ukuran kepala kecil

Baca Juga: Link Pendaftaran PPPK Kemenag 2022 Terbaru

Halaman:

Tags

Terkini