Salah satu nasihat yang terkenal dan menjadi kaidah dalam hal ini adalah nasihat dari Imam Bukhari.
Dalam kitab shahihnya, beliau menyatakan, “ilmu dulu sebelum berbicara dan beramal.” (shahih Bukhari, 1/24)
Di samping itu, selain dia memiliki keistimewaan ilmu agama, dia punya kekuatan untuk membisikkan dan memotivasi seseorang untuk beramal.
Salah seorang ulama menuturkan, “Ilmu agama selalu membisikkan untuk diamalkan. Jika direspon ajakannya dia akan menetap dan jika tidak dia akan pergi.” (Majalah Al-Manar, At-Ta’lim bil Amal, volume 51, hlm 9).
Seperti diketahui, amalan yang pertama adalah mempelajari fikih dan berikutnya atau yang kedua adalah mengucapkan doa.
Ada doa yang pernah diriwayatkan oleh salah seorang ulama tabi'in yang dipanjatkan oleh para sahabat. Doa tersebut adalah sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
Allahumma sallimnii illaa romadhoona wa sallim lii romadhoona wa tassalamhu minnii mutaqobbalaa.
Artinya: Ya Allah berikanlah keselamatan bagiku agar aku bisa menuju Ramadhan dan selamatkanlah Ramadhan untukku serta terimalah amalku selama bulan Ramadhan. (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 264).
Maksud dari kalimat, “ya Allah berikanlah keselamatan bagiku agar aku bisa menuju Ramadhan” adalah untuk meminta kesehatan fisik agar nantinya bisa diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu dengan Ramadhan lagi.
Lalu, maksud dari kalimat, “selamatkanlah Ramadhan untukku” adalah meminta agar dijadikan Ramadhan itu bulan yang maksimal untuk beribadah.
Terakhir, maksud dari kalimat “terimalah amalku selama bulan Ramadhan” adalah sebagai amal yang diterima oleh Allah.
Itulah dua amalan yang bisa dilakukan untuk menyambut Ramadhan yaitu mempelajari fikih selama bulan Ramadhan dan mengucapkan doa menjelang Ramadhan.