Sementara itu, pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah menyebut perubahan format debat mengesankan keberpihakan KPU.
"Kalaulah benar debat cawapres (sendirian) itu tidak ada, ini KPU mengesankan membela salah satu di antara mereka," kata dia, Minggu, 3 Desember 2023, menyadur Republika.
"Karena yang paling punya potensi menolak atau potensi tidak percaya diri melakukan debat cawapres dipastikan adalah Gibran," ujar Dedi.
Hal itu bisa diwajarkan karena dari sisi pengalaman, kapasitas komunikasi, hingga gagasan, yang unggul adalah Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.
"Jadi KPU menurut saya sedang merencanakan sesuatu yang buruk kalau sampai debat cawapres itu dihilangkan," kata dia.
"Hanya kemudian ada debat capres dan boleh didampingi oleh cawapres atau debat cawapres didampingi oleh capresnya. Itu saya kira terkesan tendensius untuk membela salah satu kandidat," ujarnya.