AYOBOGOR.COM - Presiden Jokowi baru-baru ini telah melakukan kunjungan kenegaraan bersama dengan sejumlah menterinya ke Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden UEA Muhammed bin Zaid (MBZ) di Istana Al-Watan, Abu Dhabi.
Pertemuan bilateral berlangsung dalam bentuk pleno, di mana masing-masing presiden didampingi oleh sejumlah menteri.
Seperti yang sudah diketahui, UEA merupakan mitra penting Indonesia di Timur Tengah. Yang mana, dalam 10 tahun terakhir, hubungan antara kedua negara ini telah berjalan dengan sangat baik.
Hal ini ditandai dengan berkembangnya kerjasama dengan sangat pesat terutama dalam bidang perdagangan.
Baca Juga: Begini Penilaian Media Asing Soal Jokowi Gagal Berkantor di IKN Pada Juli 2024
Di mana, nilai perdagangan antara kedua negara ini dari tahun 2015 hingga 2023 meningkat sebesar 52%, mencapai 3,282 miliar USD pada tahun 2023.
Selain itu, posisi Indonesia juga berubah dari defisit menjadi surplus dengan catatan sebesar 0,29 miliar USD pada tahun yang sama. Sementara dari sisi investasi juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Perkembangan tersebut dan capaian besar lainnya tentu akan menjadi modal bagi pemerintah kedepan untuk terus memperkuat kerjasama antara kedua negara.
Lalu, apa saja yang dibahas oleh Presiden Jokowi dan Presiden MBZ dalam pertemuan bilateral tersebut?
Dilansir Ayobogor.com melalui channel YouTube Sekretariat Presiden yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, berikut ini poin penting yang dibahas Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden MBZ:
1. Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)
Indonesia dan UEA telah memiliki kerja sama CEPA yang mulai berlaku pada September 2023, menjadikan UEA sebagai negara pertama di Timur Tengah yang memiliki perjanjian ini.
Untuk mendukung kegiatan ekonomi termasuk perdagangan, kedua negara juga menandatangani kerja sama antara Bank Indonesia dan Bank Sentral UEA terkait sistem pembayaran.
