Dikatakan sudah banyak investor yang mengantre namun pada kenyataanya hanya ada beberapa dan jauh dari target awal.
Kemungkinan para investor banyak yang kurang tertarik berinvestasi di IKN karena masih belum siapnya sarana dan prasarana yang mendukung untuk investasi.
Seperti akses jalan yang masih belum layak karena masih berlumpur dan sulit ditempuh dan lainnya.
Baca Juga: Pembangunan IKN Jelang HUT RI Terhambat, Greenpeace Ungkap Dampak Buruk Terhadap Lingkungan!
Masyarakat umum juga banyak yang memberikan kritikan terkait pembangunan proyek ibu kota baru ini yang tidak akan memenuhi target awal pembangunan.
Salah satu warga berpendapat sebenarnya ide membuat ibu kota bagus dan memang mungkin penting tetapi tidak bisa tergesa-gesa seperti ini.
Namanya membuat kota bahkan ibu kota dari ground zero tentu banyak yang harus dipikirkan bukan hanya membangun istana dan rumah menteri.
Banyak hal yang harus diperhitungkan dengan sangat matang dan bijaksana seperti bagaimana ekosistem yang baik yang dapat menarik minat asing untuk berinvestasi.
Peluang IKN menjadi sama seperti Jakarta mungkin saja dapat dicapai dalam waktu 20 sampai 30 tahun namun tetap tidak akan mudah.
Sebab selama ini sudah banyak investasi yang berlangsung di Jakarta dan para pelakunya juga tinggal di kota yang sama.
Pemindahan ibu kota dan pembangunan IKN dinilai tidak terlalu mendesak dibandingkan dengan kesejahteraan rakyat yang masih belum dicapai.
Masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam kesusahan, di mana harga-harga bahan kebutuhan pokok yang tinggi, biaya pendidikan dan kesehatan juga tidak mudah dijangkau.
Keputusan pemerintah dengan memindahkan ibu kota dan membangun IKN dikatakan tidak pro pada kehidupan masyarakat yang mayoritas hidup miskin.