berita-bogor

Dedie Rachim Tak Mau Situs Sumur Tujuh Jadi Polemik dalam Pembebasan Lahan Guna Perbaiki Jalan Batutulis yang Ambles

Senin, 24 Maret 2025 | 14:11 WIB
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim Tinjau Kawasan Jalan Batutulis yang Longsor. (AYOBOGOR.COM/Husnul Khotimah)

AYOBOGOR.COM - Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, baru-baru ini melakukan kunjungan ke lokasi lahan yang akan dijadikan akses baru menggantikan jalan Batutulis yang mengalami ambles pada Senin, 24 Maret 2025.

Jalan Batutulis yang ambles telah menyebabkan terganggunya arus lalu lintas dan memerlukan penanganan segera untuk menghindari kerugian lebih besar.

Dedie Rachim mengimbau agar pembebasan lahan di sekitar situs Sumur Tujuh tidak dijadikan polemik, meskipun adanya kekhawatiran di masyarakat terkait dengan lokasi situs tersebut.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Jelaskan Kendala yang Dialami Dalam Perbaikan Jalan Batutulis yang Longsor

Dalam kunjungannya, Dedie Rachim menjelaskan bahwa luas lahan yang harus dibebaskan untuk pembangunan jalan baru ini sekitar 3.500 meter persegi, dengan panjang sekitar 200 meter.

"Luas yang harus dibebaskan itu sekitar 3.500 meter. Ini solusi yang harus kita ambil," kata Dedie Rachim.

Meskipun ada sumur masyarakat dan situs Sumur Tujuh yang berada di sekitar lokasi tersebut, Dedie menegaskan bahwa Sumur Tujuh tidak akan terkena pembebasan lahan karena letaknya berada di luar jalur pembebasan. Pembebasan lahan ini penting dilakukan untuk memperbaiki akses jalan yang ambles tersebut.

"Jadi ada sumur masyarakat dan ada juga yang disebut sumur tujuh, tetapi jangan dijadikan polemik, yang sumur tujuh gak kena karena letaknya di luar jalur pembebasan. Untuk pembangunan jalan ini kita negosiasikan dengan PUPR pusat, kalau kemungkinan dibantu oleh PUPR pusat itu akan lebih baik," sambungnya lagi.

Baca Juga: ISKI Kecam Tindakan Intimidasi Terhadap Tempo, Dukung Kebebasan Pers

Dedie juga menyampaikan bahwa pembebasan lahan ini bisa dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pusat jika memungkinkan, namun jika tidak, biaya pembebasan tersebut diperkirakan tidak terlalu besar, yakni di bawah Rp5 miliar.

Ia pun meminta kepada lurah dan camat setempat untuk segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hal ini agar proses pembebasan dapat berjalan lancar tanpa ada kendala.

Selain itu, Dedie Rachim mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Bogor telah menerima laporan dari warga yang mendengar suara gemuruh di sekitar lokasi amblesan.

Suara ini menunjukkan adanya potensi pergerakan tanah lebih besar, yang bisa memperburuk kondisi jalan.

Baca Juga: Komite Keselamatan Jurnalis Nyatakan Negara Tidak Boleh Melanggengkan Teror!

Halaman:

Tags

Terkini