Mudik Lewat Jalur Puncak, Segarkan Diri di Masjid Atta'awun

photo author
- Jumat, 24 Mei 2019 | 14:48 WIB
Masjid At-Ta'awun, Cisarua, Bogor. (Husnul Khatimah/ayobnogor)
Masjid At-Ta'awun, Cisarua, Bogor. (Husnul Khatimah/ayobnogor)

Selamat datang di Jawa Barat,

Informasi ini dipersembahkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diparbud) Provinsi Jawa Barat.

Supported by: Ayo Media Network

CISARUA, AYOBOGOR.COM--Jalur Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor seringkali menjadi jalur alternatif saat arus mudik dan balik Lebaran. Meski hanya sebagai jalur alternatif, namun setiap kali datang momen mudik bukan berarti jalur ini terlepas dari kemacetan. Berkaca pada tahun sebelumnya, antraan kendaraan tetap terjadi utamanya pada malam takbiran atau puncak mudik.

Jika telah terjebak macet saat mudik dan merasa capek maka menyegarkan diri menjadi pilihan bijak untuk mengumpulkan kembali energi yang telah hilang sepanjang perjalanan. Salah satu tempat beristirahat di jalur Puncak yang patut disinggahi adalah Masjid Atta'awun.

Masjid At-ta'awun merupakan salah satu objek populer di kawasan Puncak. Bagi sebagian orang mungkin tak terlalu familiar dengan nama Atta'awun karena banyak pula yang menyebutnya sebagai masjid besar di jalur Puncak di tengah perkebunan teh.

Selain memiliki fungsi utama sebagai tempat ibadah, Masjid Atta'awun menjadi wisata religi yang selalu ramai dikunjungi karena letaknya yang berada di pinggir jalan Puncak dan staregis di atas ketinggian dengan pemandangan hamparan kebun teh.

Kebanyakan pengunjung yang datang ke Masjid Atta'awun adalah pelintas jalur Puncak. Selain untuk Salat mereka juga ingin menikmati indahnya pemandangan kebun teh, pohon cemara sambil bercengkerama dan swafoto. Wisatawan yang datang bukan hanya dari Bogor namun juga dari Cianjur, Jakarta, dan Bandung.

Syahrul Muhammad, warga Depok yang sengaja singgah ke Masjid Atta'awun mengaku mampir ke Masjid untuk mendapatkan suasana yang menenangkan karena udaranya yang sejuk

"Di sini udaranya sejuk dan pemandangan yang bagus, arsitektur masjidnya juga menarik perhatian, kalau ke Puncak atau lewat Puncak memang sering berhenti di sini untuk salat sambil istirahat," katanya.

Menurut Syahrul dengan apa yang didapatkannya di kawasan rumah ibadah dengan arsitektur yang megah itu tak jarang pula ia sengaja berkunjung bersama keluarga ke tempat ini sebab mudah dijangkau dari kota asalnya di Depok.

Di Masjid Atta'awun, mereka yang datang tak perlu kawatir jika tak bawa bekal dari rumah. Di kawasan masjid, banyak terdapat kios kuliner yang menjajakan ragam makanan seperti baso, mie ayam, mie rebus, baso tahu, siomay dan aneka kuliner tradisional lainnya. Kemudian ada juga kios pedagang pernak-pernik hingga oleh-oleh.

Masjid Atta'awun didirikan pada tahun 1997 di wilayah perkebunan teh peninggalan penjajah Belanda untuk kebutuhan karyawan perkebunan PT. Gunung Mas. Masjid tersebut, dikelola secara swadaya oleh para sesepuh tenaga kerja perkebunan teh yang berdomisili dekat dengan lokasi 

Awalnya masjid ini diberi nama Masjid Al-Muttaqien dengan ukuran tak sebesar yang sekarang. Masjid Al-Muttaqien yang mungil itu ternyata semakin banyak dikunjungi jemaah, baik untuk salat lima waktu atau salat Jumat. Jemaah bukan hanya warga sekitar tapi juga para pelintas jalur puncak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Andri Ridwan Fauzi

Rekomendasi

Terkini

X