Selain itu, menurutnya mengambil video anak kecil dan diunggah ke media sosial juga merupakan suatu pelanggaran.
Sebelumnya, sang kades menyampaikan akan melaporkan Ahmad kepada pihak yang berwajib dan akan menjebloskannya ke penjara tetapi pihaknya kemudian mengubah keputusannya untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Setelah video itu viral di media sosial, petugas RT, RW, dan camat setempat pun datang untuk memberikan bantuan.
Warganet pun ramai memberikan berbagai tanggapan atas permintaan sang kades tersebut. Tak sedikit yang menyayangkan aksi yang dilakukan sang kades dan jadi kebingungan.
“Lah, apa salahnya dia dah? Itu warganya ada yang kekurangan ya dibantu bukannya bagus yak? Atau orangtuanya yg ga terima,” tanya salah seorang warganet.
“Bukannya berbenah, malah nambah masalah,” komentar salah seorang warganet.
“Lah kocak, salahnya dimana coba. Justru bagus viral biar instansi sekitar melek bukannya berbenah diri malah arogan,” komentar salah seorang warganet lainnya.
Sementar itu, ada komentar dari dua warganet lain yang cenderung membela sang kades karena suatu hal.
“Maksud mereka: nolong ya nolong, tapi jangan dibikin konten. Nama kami tercemar tahuuu…,” tulis salah seorang warganet.
“Apakah dia s*****? Iya dia s****, tapi hukum membolehkan hal ini, jadi ya kita harus lebih cermat dan dan hati-hati kalau mau posting…,” tulis salah seorang warganet lainnya.****