Asyiknya Wisata Religi di Tiga Masjid Cagar Budaya di Jakarta

photo author
- Sabtu, 30 Maret 2024 | 08:25 WIB
masjid cut meutia (masjidcutmeutia.com)
masjid cut meutia (masjidcutmeutia.com)

2. Masjid Jami Al-Mansur

Ini juga salah satu masjid tertua yang ada di Jakarta. Dulu masjid ini bernama Masjid Jami Kampung Sawah, dan berdiri pada tahun 1717.

Terletak di Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, masjid ini awalnya bernama Masjid Kampung Sawah.

Masjid ini juga memiliki arsitektur yang menarik, dan merupakan perpaduan dari budaya China, Jawa, Betawi dan Arab.

Di bagian dalam masjid terdapat empat soko guru yang besar-besar tetapi pendek, seperti bangunan masjid kuno di Jawa Tengah. Bagian atapnya juga sangat khas, karena bentuknya yang merupakan limasan susun tiga.

Lalu, pintu masjid ini juga sangat khas karena berdaun dua, di mana ambang sebelah atasnya berbentuk bundar dan memiliki gebyok berukir yang indah.

Masjid ini kemudian berganti nama menjadi Masjid Jami Al-Mansur pada tahun 1967, tak lama setelah Guru Mansur meninggal dunia.

Guru Mansur merupakan ulama yang sangat disegani di masjid tersebut, yang juga piut atau generasi kelima dari pendirinya. Lalu, pada tahun 1980, masjid inipun ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Jakarta.

3. Masjid Cut Meutia

Masjid yang awalnya merupakan kantor pos ini, terletak di Jalan Cut Meutia, Jakarta Pusat. Masjid ini memiliki bangunan unik yang tak dimiliki masjid-masjid lainnya.

Salah satunya, mihrab di masjid ini berada di samping kiri saf salat - tak berada di tengah tengah seperti biasanya.

Karena bangunan masjid ini tidak tepat mengarah kiblat, posisi safnya pun menjadi miring terhadap bangunan masjidnya.

Awalnya, masjid ini pernah digunakan sebagai kantor pos, kantor biro arsitek dan pengembang, Pieter Adriaan Jacobus Moojen, yang juga ikut membangun kawasan Gondangdia. Bahkan bangunan Masjid Cut Meutia ini juga pernah digunakan sebagai kantor KUA setelah Indonesia merdeka.

Bahkan, bangunan masjid Cut Meutia ini juga pernah menjadi markas tentara di masa kolonial Belanda dan markas polisi militer di masa penjajahan Jepang.

Bangunan itu kemudian diusulkan untuk dijadikan masjid pada tahun 1984, dan baru resmi menjadi bangunan cagar budaya di Jakarta tiga tahun kemudian. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Katarina Erlita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X