Asyiknya Wisata Religi di Tiga Masjid Cagar Budaya di Jakarta

photo author
- Sabtu, 30 Maret 2024 | 08:25 WIB
masjid cut meutia (masjidcutmeutia.com)
masjid cut meutia (masjidcutmeutia.com)

AYOBOGOR.COM - Jakarta punya segudang cerita. Mulai dari yang kekinian hingga peninggalan kolonial.

Dari ujung utara hingga selatan, dari sisi barat hingga timur Jakarta banyak hal yang bisa kita cermati, bahkan kita kuliti, untuk mengetahui sesuatu yang bermakna dari berbagai hal yang ada atau berkembang di kota seluas 661,5 kilometer persegi itu.

Salah satunya, keberadaan masjid-masjid kuno yang tersebar di beberapa wilayah di Jakarta. Sejumlah masjid di kota itu menyimpan sejarah panjang, sampai akhirnya pemerintah memutuskan untuk jadikan masjid-masjid tersebut sebagai cagar budaya.

Melihat dari keunikan bangunan dan sejarahnya, masjid-masjid ini pas dijadikan destinasi wisata religi di kota Jakarta - wisata yang bisa jadi murah meriah tetapi diyakini akan berkesan.

Dari sekian banyak masjid bersejarah di Jakarta, berikut ini tiga masjid yang telah menyandang predikat sebagai cagar budaya dan cocok untuk menjadi destinasi wisata religi:

1.Masjid Hidayatullah di Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan

Masjid Hidayatullah ini berdiri sejak tahun 1747 di atas tanah seluas 3.000 meter persegi. Jika ingin berwisata ke masjid ini sembari ngabuburit, masjid ini yang bisa diakses melalui Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Profesor Doktor Satrio, karena letaknya yang tepat berada di belakang Gedung Sampoerna Strategic Square di pinggir Kali Krukut.

Mengapa masjid ini cocok menjadi destinasi wisata religi? Karena, di antaranya, masjid kuno ini memiliki desain yang sangat unik dan menggabungkan tiga unsur budaya, yakni budaya Hindu, China dan Betawi.

Bangunannya terdiri atas dua bangunan utama, yakni satu bangunan asli dan satu bangunan tambahan yang baru diresmikan sekitar tahun 1999.

Di bangunan tambahan itulah kemudian dibangun menara setinggi 15 meter, sementara pemerintah setempat tak lakukan perubahan bentuk apapun pada bentuk bangunan aslinya.

Unsur budaya China terlihat pada atap masjid yang berbentuk melengkung, menyerupai atap rumah masyarakat China. Ada pula bentuk atap bersusun yang mirip arsitektur bangunan kelenteng.

Sedangkan kebudayaan Betawi di masjid itu terlihat pada bentuk pintu dan jendela yang memiliki lubang-lubang ventilasi. Lalu, jika kita masuk ke bagian dalam masjid, kita akan melihat tiang-tiang besar dari kayu jati yang menyerupai bangunan masjid di kawasan Jawa Tengah.

Di Masjid Hidayatullah ini kita juga akan menemukan keunikan lainnya, yakni tumbuhnya pohon kurma, pohon malaka dan nangka di pekarangan masjid. Kabarnya, pohon-pohon itu juga sudah berusia ratusan tahun.

Di samping itu, ada pula enam makam pendiri Masjid Hidayatullah dan para pejuang, yang tetap terawat rapi sampai hari ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Katarina Erlita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X