AYOBOGOR.COM -- Banyak pekerja yang menunggu kabar mengenai jadwal pencairan subsidi upah alias Bantuan Subsidi Upah atau BSU 2023. Namun, sebenarnya BSU 2023 apa masih ada? Apakah program ini dilanjutkan di tahun 2023?
Di tahun 2022, para pekerja yang menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan berkesempatan mendapatkan BSU. Nominal yang diperoleh cukup besar yakni Rp 600 ribu.
Kabar buruknya, program yang dinantikan oleh jutaan buruh di Indonesia ini tidak dilanjutkan di tahun 2023. Hal ini telah dikonfirmasi secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Arilangga Hartarto beberapa waktu lalu.
"Kemarin (2022) BSU dilanjutkan karena ada kenaikan BBM. Sementara ini (2023) belum ada lagi (program BSU)" kata Airlangga.
Meskipun Indonesia dibayangi jurang resesi global, Indonesia merasa cukup percaya diri mampu melewatinya tanpa mengeluarkan stimulus bansos BSU untuk pekerja. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada kisaran 5,2 persen (yoy) di akhir tahun 2022 dan diprediksi tumbuh menjadi 5,3 persen pada tahun 2023.
Lantas, bagaimana nasib para pekerja jika program BSU 2023 dihapus? Jangan khawatir, pemerintah telah menyiapkan solusi pengganti BSU 2023 untuk para pekerja.
Program Pengganti BSU 2023 yang Dihapus
Pada tahun 2023, pemerintah menggencarkan program Kartu Prakerja 2023. Jika pada tahun sebelumnya Prakerja hanya menyasar orang-orang yang belum bekerja ataupun sudah bekerja dan ingin menambah kemampuan, kini jangkauan Kartu Prakerja diperluas.
Para penerima bansos dari kementerian maupun lembaga lain salah satunya penerima BSU bisa mendaftarkan diri menjadi peserta program Kartu Prakerja.
Insentif yang akan didapatkan dari Kartu Prakerja 2023 jauh lebih besar dibandingkan dengan nominal bansos BSU. Apa saja yang didapatkan dari Kartu Prakerja 2023?
- Biaya pelatihan sebesar Rp 3,5 juta
- Insentif setelah pelatihan sebesar Rp 600 ribu sebanyak satu kali
- Insentif survei sebesar Rp 100 ribu sebanyak dua kali
Jika ditotal, maka uang tunai yang akan didapatkan oleh pekerja yakni insentif setelah pelatihan ditambah insentif survei sebesar Rp 800 ribu. Nominal ini tentu lebih besar dibandingkan BSU sebesar Rp 600 ribu.
