AYOBOGOR.COM - Bharada E mengalami hipomania dominan usai menembak Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo pada, 8 Juli 2022 lalu.
Kondisi hipomania dominan yang dialami oleh Bharada E diungkapkan oleh saksi ahli psikologi klinis, Liza Marielly Djapri dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J yang dilangsungkan pada, Senin 26 Desember 2022 lalu.
Liza Marielly Djapri menjadi satu dari tiga saksi yang menyampaikan penilainnya dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J.
Baca Juga: Bharada E Ucapkan Terima Kasih ke Saksi Ahli, Tutur Katanya Jadi Sorotan Publik
Berdasarkan hasil assessment diketahui jika Richard Eliezer menampilan beberapa gestur tubuh yang menandakan dirinya sedang ketakutan dan cemas.
"Ketika dari awal, ketakutan itu sangat jelas yang tadi saya katakan pertama kali ketemu jelas sekali ada gestur takut," ujar Liza Marielly Djapri dilansir AYOBOGOR.COM dari kanal YouTube KOMPASTV.
"Ada gestur cemas, gestur dia bagaimana ini kedepannya nanti harus seperti apa, dan itu banyak menampilkan gestur-gestur tubuh yang cemas dan takut seperti itu," sambungnya lagi.
Richard Eliezer sering bermain-main tangan dan cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain.
Baca Juga: Kuwat Maruf Ceplas-ceplos Bongkar Skenario Ferdy Sambo, Warganet Ngakak: Kelihatan Banget Aktingnya
Akan tetapi, kondisi tersebut perlahan mulai membaik setelah ada dukungan dari keluarga dan para penasehat hukumnya.
Kondisi kecemasan yang dialami Bharada E disebut hipomania dominan.
“Profil klinis yang didapatkan melalui assessment MMPI juga memperlihatkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir ini Richard memiliki gejala yang menjurus ke kendala psikologis tertentu," kata Liza Marielly Djapri.
"Seperti tadi sudah saya sampaikan di mana profil klinis ini menunjukkan ia memiliki kecenderungan hipomania dominan. Kenapa sampai dengan hipomania karena ada emosi yang secara mudahnya kita katakan flip."