AYOBOGOR.COM - Pakar gestur dan mikroekspresi, Monica Kumalasari menjelaskan ekspresi yang ditimbulkan oleh Ferdy Sambo selama persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Hakim dengan tegas menyebutkan bahwa terdakwa Ferdy Sambo telah melakukan kebohongan dan memberikan keterangan yang berbelit belit.
Hal tersebut yang memberatkan Ferdy Sambo dalam sidang pembacaan vonis oleh Hakim.
Dilansir dari YouTube Official iNews pada Kamis (23/2/2023), pakar gestur dan mikro ekspresi, Monica Kumalasari menjelaskan ekspresi yang dimunculkan oleh Ferdy Sambo selama persidangan.
Menurut Monica, kebohongan sudah terjadi ketika Ferdy Sambo menyebutkan adanya pelecehan terhadap Putri Candrawathi di Duren Tiga dan berubah keterangannya yang menyebutkan bahwa pelecehan seksual terjadi di Magelang.
“Kalau kita mau melihat cerita besarnya, jadi sebelum kita memutuskan melihat mikro-mikronya kita akan lihat dulu secara keseluruhan,” katanya.
“dimulai dari ketika ada pelecehan di Duren Tiga kemudian berpindah ke Magelang, ini aja udah merupakan satu tanda tanya, kemudian ada kebohongan ditutupi dengan kebohongan yang lain-lain,” sambungnya.
Selain itu, Monica mengatakan bahwa selama persidangan ada mikroekspresi yang dikeluarkan oleh Ferdy Sambo.
“Kalau di dalam persidangan yang saya ikuti di hampir seluruh persidangan banyak hal-hal yang mikro ekspresi yang keluar,” katanya.
“Mikro ekspresi adalah emosi dan ekspresi yang nampak secara mikro, emosi yang dirasakan oleh seseorang ketika antara thinking dan feeling ini cross, apa yang dikatakan dengan apa yang diekspresikan ini berbeda,” sambung Monica.
Monica juga memberikan contoh ekspresi yang dikeluarkan oleh Ferdy Sambo selama persidangan.
“Ketika Ferdy Sambo mengatakan sesuatu seperti meminta maaf dan sebagainya, maka perkataan tidak sinkron dengan ekspresi di wajahnya, karena ekspresi di wajah ini adalah ekspresi yang paling universal,” jelasnya.
“Manusia itu memiliki 43 otot di wajah, ketika Sambo mengatakan hal yang jujur maka otot-otot di wajah semuanya akan rileks secara spontan tetapi ketika ada kebohongan, kebohongan ini menimbulkan stres pada wajah seperti adanya kerutan dan kedipan mata,” tambah Monica.
Monica menjelaskan bahwa diantara para terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, 4 terdakwa seperti Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal menunjukkan gestur bahwa ada hal yang ditutupi.
“Saya mendapati keempat terdakwa (Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal ini pada pertanyaan-pertanyaan yang merupakan critical question mereka menjawab dengan adanya kedipan mata yang tidak normal,” jelasnya.
“Ketika seseorang mengatakan pernyataan yang bohong maka dia berusaha untuk meyakinkan bahwa apa yang dikatakannya ini dalam kontrolnya, biasanya bentuk kebohongannya dapat dilihat dari kedipan matanya yang berkurang atau ditahan,” ucap Monica.
Dengan tegas, pakar gestur dan mikro ekspresi tersebut mengatakan bahwa Ferdy Sambo diduga banyak melakukan kebohongan selama persidangan. (Magang AyoBogorcom/M Riski Lempo)