Pada hari pertama, 79 penyandang katarak ini mendapat kesempatan untuk operasi dengan bantuan 6 dokter mata.
Ia meyakini bahwa penyakit katarak ini tidak bisa dianggap enteng karena penglihatan juga memengaruhi kehidupan ekonomi seseorang beserta keluarganya.
Sementara itu, Kementerian Sosial sejauh ini telah mengoperasi 7.000 penyandang katarak di Indonesia.
Setelah itu, Risma menyampaikan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan kepada 51 penyandang disabilitas netra baik secara medis maupun non medis yaitu berupa pemberdayaan.
Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan kepada 213 orang yang diperkirakan mengalami gangguan pendengaran.
Hasilnya, 165 orang mendapatkan alat bantu dengar dan sisanya dinyatakan sehat atau tidak memiliki gangguan pendengaran.
Kemensos juga serahkan bantuan kepada 53 penyandang disabilitas fisik seperti tongkat kaki tiga, kruk, kaki palsu, alat bantu tangan, berbagai kursi roda (disesuaikan dengan usianya (dewasa/anak), cerebral palsy, dan adaptif).
Mensos mengimbau agar seluruh masyarakat bisa seperti dirinya yaitu peduli dengan lingkungan sekitar walaupun tidak memiliki hubungan darah seperti saudara.
Di sisi lain, Martha Lu Ndawa selaku Kepala Puskesmas Lewa menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan Risma bersama dengan timnya sangat bermanfaat dan berarti bagi warga di daerah tersebut serta membuatnya memiliki semangat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagai informasi tambahan, sebelumnya Risma mendapatkan kabar mengenai seorang nenek yang merawat seorang anak yang sakit.
Namun, nahas setelah beberapa waktu anak itu dirawat oleh nenek itu, akhirnya sang nenek meninggal dunia.
Mengetahui kisah anak yang sakit itu membuatnya penasaran dan ingin mengunjungi Kabupaten Sumba
Sesampainya di Kabupaten Sumba betapa terkejutnya ia karena ternyata ada banyak kasus lain yang membutuhkan bantuannya.***