Namun, Kepala Desa, Suyanto dan Kepala Dinas, Perminto Budi Utomo asal Kabupaten Magetan membantah isu tersebut.
Kepala Desa, Suyanto mengatakan jika Nenek Semi sudah pernah mendapatkan bantuan sebelumnya karena sudah terdata di pemerintah.
Mengenai cerita Ridha, Suyanto mewajarkan hal tersebut karena Nenek Semi atau Mbah sudah pikun sehingga seringkali lupa apabila dirinya sudah mendapatkan bantuan.
Suyanto juga mengatakan jika beliau ini menjadi sasaran yang paling diutamakan dalam menerima zakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kabupaten Magetan, Perminto Budi Utomo juga mengatakan hal yang serupa.
Perminto mengatakan jika Mbah Semi sudah pernah mendapatkan bantuan sebelumnya. Bantuan itu adalah BPJS dan masih aktif sampai sekarang.
Orang itu juga mendapatkan BPNT atau yang sering dikenal dengan bantuan sembako sejak tahun 2019 karena terdata di DTKS.
Baca Juga: Saldo Rp 700 Ribu Peserta Prakerja Gelombang 64 Belum Cair? Ini Solusinya
Selain itu, Perminto mengatakan jika pihak yang dimaksud itu juga mendapatkan bantuan program Bunda Kasih dalam bentuk uang senilai Rp 300.000 per bulan yang anggarannya berasal dari APBD.
Lalu, yang bersangkutan mendapatkan bantuan permakanan sehari dua kali dengan total Rp 50.000 (hasil dari Rp 25.000 × 2) dan bantuan sebulan berupa beras 10 kilogram.
Ada salah satu masyarakat yang ditunjuk untuk mengirimkan bantuan beras tersebut tetapi mereka melewatkan mengirimkannya karena khawatir orang itu tidak bisa memasak beras.
Di sisi lain, Wintarti selaku keponakannya mengatakan jika Mbah Semi tidak tinggal sendiri. Orang itu memang sendiri saat siang hari.
Namun, si nenek itu tidur berdua dengannya pada malam hari di rumahnya yang mana lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah orang itu.
Lalu, Wintarti mengatakan jika dirinya kerap mengajak orang itu untuk tinggal bersamanya tetapi orang itu enggan melakukan hal itu sehingga orang itu hanya akan berdua dengan Wintarti pada saat akan tidur.
Baca Juga: Badan Pangan Nasional Puji Jambi Soal Kestabilan Harga Pangan