AYOBOGOR.COM - Jelang pelantikannya sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025, Dedi Mulyadi mengungkapkan niatnya untuk melarang program study tour bagi pelajar di seluruh provinsi tersebut.
Menurut Dedi Mulyadi, program study tour yang sering dilakukan oleh sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMA, telah menimbulkan berbagai masalah, salah satunya terkait dengan biaya yang memberatkan orang tua.
Dedi menyatakan, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti program study tour bisa sangat besar, seperti halnya yang terjadi pada program study tour SMAN 6 Depok ke Bali yang biayanya mencapai sekitar Rp 3,5 juta. Jika dihitung dengan uang saku dan biaya lainnya, orang tua siswa bisa mengeluarkan hingga Rp 5,5 juta.
Baca Juga: Jadwal Seleksi Paskibraka Kota Bogor Tahun 2025, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
“Bagi saya, setelah saya dilantik, akan saya tetapkan sebagai keputusan Gubernur. Jadi bagi yang piknik ya piknik saja, tidak usah memakai kalimat study tour dan tidak boleh menjadi kebijakan sekolah,” kata Dedi dalam unggahannya di media sosial Instagram pada Minggu, 16 Februari 2025.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Barat terpilih itu juga mengkritik konsep study tour yang menurutnya lebih mirip dengan kegiatan piknik daripada kegiatan akademik yang seharusnya bermanfaat untuk pendidikan.
Ia berpendapat bahwa sekolah harus lebih fokus pada kegiatan yang dapat memberikan manfaat langsung terhadap pembelajaran siswa, seperti penelitian atau pengkajian terhadap masalah sosial dan lingkungan di sekitar mereka.
“Kan yang saya larang study tour. Nah, berarti selama ini sekolah menetapkan kegiatan study tour sesungguhnya bukan study tour tetapi piknik,” tegas Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Masuk Dalam Daftar 10 Besar Wilayah Terkaya di Jawa Tengah, Berapa UMK Cilacap di Tahun 2025?
Selain itu, Dedi juga menyoroti bahaya yang muncul dari kegiatan study tour, seperti kecelakaan lalu lintas yang melibatkan siswa.
Kecelakaan yang sering terjadi selama perjalanan study tour, terutama yang menggunakan kendaraan bus pariwisata, sering kali berakibat fatal.
Oleh karena itu, pria berusia 53 tahun itu mendorong agar sekolah tidak lagi menyelenggarakan study tour yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi keselamatan siswa.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa tujuan dari kebijakan ini bukanlah untuk melarang siswa bersenang-senang, melainkan untuk melindungi mereka dari beban finansial yang berat dan dari risiko kecelakaan.
Baca Juga: Deretan Harta Kekayaan Paramitha Widya Kusuma, Bupati Brebes Terpilih yang Akan Dilantik Maret 2025