Jadi Daerah Penghasil Kabupaten Kerajinan Kulit dengan Omzet Fantastis, UMK Batang 2025 Ternyata Tak Sampai Rp3 Juta

photo author
- Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:39 WIB
Jadi Daerah Penghasil Kabupaten Kerajikan Kulit dengan Omzet Fantastis, UMK Batang 2025 Ternyata Tak Sampai Rp3 Juta (Instagram.com/@brawnyleather)
Jadi Daerah Penghasil Kabupaten Kerajikan Kulit dengan Omzet Fantastis, UMK Batang 2025 Ternyata Tak Sampai Rp3 Juta (Instagram.com/@brawnyleather)

AYOBOGOR.COM - Kabupaten Batang, Jawa Tengah, bukan hanya dikenal karena keindahan tempat wisatanya, tetapi juga memiliki potensi bisnis yang menarik, salah satunya adalah industri kerajinan kulit.

Terletak di Desa Masin, Kecamatan Warungasem, kerajinan kulit Batang sudah berkembang pesat dan menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar warga setempat.

Di Desa Masin, banyak penduduk yang mengolah kulit sapi menjadi berbagai produk kerajinan bernilai tinggi, seperti tas kulit, sepatu, dompet, ikat pinggang, dan topi. Produk-produk tersebut tidak hanya laku di pasar lokal, namun juga dikenal hingga ke luar daerah.

Baca Juga: Bakal Dilantik 20 Februari 2025 di Jakarta, Berapa Harta Kekayaan Bupati Banyumas?

Setiap bulan, pengrajin kulit di Batang mampu meraup omzet yang fantastis, bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah, apalagi saat musim liburan atau menjelang hari raya.

Industri kerajinan kulit Batang ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan keberadaannya semakin mendapat perhatian sejak pemerintah daerah pada 2008 mendirikan Kluster Kulit.

Pemerintah Kabupaten Batang terus mendukung pengrajin dengan mengalokasikan anggaran tahunan untuk kegiatan perajin dan penyamak kulit.

Sekarang, terdapat sekitar 7 penyamak kulit dan 12 pengrajin yang bertahan dan melestarikan usaha kerajinan kulit di desa ini.

Baca Juga: Cek Kartu KKS Hari Ini, Simak Update Saldo Bansos PKH dan BPNT Tahap 1 Tahun 2025

Rata-rata setiap bulan, pengrajin di Desa Masin menyamak sekitar 6,5 ton kulit sapi, dan sekitar 3,2 ton di antaranya digunakan untuk kerajinan kulit.

Dengan harga sekitar Rp83.000 hingga Rp93.000 per kilogram kulit sapi, pengrajin dapat memproduksi berbagai macam produk kerajinan kulit dengan harga jual yang bervariasi, mulai dari Rp50.000 hingga Rp125.000 per unit.

Produk-produk ini laris di pasaran, dengan total produksi yang bisa mencapai 200 unit per bulan. Oleh karena itu, omzet yang diperoleh pengrajin bisa mencapai Rp50 juta hingga Rp300 juta setiap bulannya.

Namun, meskipun potensi bisnis kerajinan kulit ini berkembang pesat, nasib ekonomi sebagian besar pekerja di Batang tampaknya belum mencerminkan hal yang sama.

Baca Juga: Parung Panjang Jadi Sorotan Publik, Begini Solusi yang Ditawarkan Dedi Mulyadi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Katarina Erlita

Sumber: profil.batangkab.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X