Sementara itu, salah seorang warganet menyikapi studi banding yang dilakukan oleh delegasi Komisi IV DPR itu dengan sindiran.
“Anak sekolah dilarang study tour… pejabatnya dibolehin studi banding berjamaah….,” komentar salah seorang warganet sambil ditambah dengan empat buah emoji tertawa.
Hingga artikel ini dirilis, komentarnya telah disukai oleh 807 orang dan dikomentari hingga 33 kali dengan berbagai macam komentar.
Kebanyakan komentarnya dibalas dengan emoji tertawa dan ada salah satu warganet yang menimpalinya dengan komentar “kan naik.pesawat…g naik bis”.
Sementara itu, warganet lain juga ada yang menimpali komentarnya agar study tour juga bisa dibiayai oleh pihak penyelenggara agar bisa dirasakan keadilan.
“Ya biar adil dibikin sama skemanya: DPR studi banding ongkos dan akomodasinya dibayarin negara, dapet uang saku dan tunjangan lagi. Study tour juga saya dukung kalo skemanya sama kayak DPR: ongkos dan akomodasi study tour dibiayai sekolah dan tiap anak dikasih uang saku buat belanja oleh-oleh,” timpal warganet lainnya.
Sementara itu, ada berbagai macam komentar warganet lainnya dalam menyikapi studi banding yang dilakukan oleh delegasi Komisi VI DPR itu.
“Serius tnya, kalo study banding kaya gini.. ga bs online via zoom ato google meet ya?? Hrus onsite??, tanya salah seorang warganet.
“Bisa banget. Dulu sy pernah studi banding ttg Ombudsman dri 5 negara di Eropa. Murah banget cuma habis untuk bayar pulsa saja,” jawab salah seorang warganet dengan tambahan satu buah emoji tertawa.
“Di Swedia pendidikan yg berkualitas juga gratis. Tingkat korupsi sangat kecil. Sistem pemerintahan transparan. Sistem pajak tinggi progresif, sehingga ada sistem social security yg baik & rakyat sejahtera. Kalau niat belajar, scr keseluruhan lah, jangan milih2 yg utk kepentingan agenda politiknya saja,” saran salah seorang warganet.***
