Kemudian, pada tahun 2021 untuk kurs adalah sebesar Rp 14.312. Lalu, pada tahun 2022 adalah sebesar Rp 14.871. Kemudian, pada tahun 2023 adalah sebesar Rp 15.255. Terakhir, pada tahun 2024 menggunakan APBN dengan asumsi Rp 15.000 per dolar AS.
Selanjutnya, pada tahun 2020 untuk volume solar adalah sebesar 14,3 juta liter. Lalu, pada tahun 2021 naik menjadi 15,8 juta liter. Kemudian, pada tahun 2022 menjadi 15,1 juta liter. Selanjutnya, pada tahun 2023 naik menjadi 17 juta liter. Terakhir, pada tahun 2024 dialokasikan menjadi 19 juta liter.
Hal-hal inilah yang menggambarkan bahwa Perlinsos pada tahun 2022 sampai dengan 2024 walaupun pandemi Covid-19 telah selesai tetap tinggi karena subsidi yang merupakan bagian dari Perlindungan Sosial mengalami kenaikan terutama untuk subsidi energi dan untuk tahun 2024, subsidi pupuk juga mengalami kenaikan.***