Ketika ia mendatangi rumah anak yatim itu ternyata sulit untuk diakses karena rumahnya berada di jurang.
Lalu, ia mengatakan untuk bisa mendatangi rumah anak yatim itu, ia harus berjalan kaki sepanjang kurang lebih 1 kilometer.
Risma juga mengatakan kedatangannya itu bertujuan untuk merayu anak yatim itu agar mau untuk dibantu olehnya dan timnya.
Risma memberikan contoh lain, seperti ada laporan tentang anak yang ternyata korban pemerkosaan, kadang-kadang pelakunya adalah bapaknya.
Baca Juga: Duar Pecah Telur Juga! Bansos KKS BNI Rp200 Ribu Cair, Struk Tarik Tunai Mulai Bertebaran
Anak itu diancam oleh bapaknya untuk tidak boleh melaporkan kejadian itu, apabila melaporkan maka anak tersebut tidak boleh makan.
Lalu, ketika ibunya memerintahkan anaknya untuk mengaku, anak tersebut memilih bungkam karena mengaku diperintahkan oleh ayahnya. Hal inilah yang membuat ibu dari anak tersebut menjadi bingung.
Menurut pengakuannya, ditemukan kasus yang seperti itu dalam jumlah yang banyak. Akhirnya, Risma pun merasa jika dia dan negara berkewajiban untuk melindungi anak korban pemerkosaan itu.
Oleh karena itu, Risma harus turun ke lapangan untuk meyakinkan anak itu bahwa hidupnya akan dijamin olehnya dan negara.
Baca Juga: KPM KKS BNI Lega, BPNT Rp 200 Ribu Akhirnya Cair Malam Ini
Maka tidak heran perannya terlihat minimalis dalam penyaluran bantuan sosial karena ia sering memantau penyaluran bansos secara daring/online dan akan turun ke lapangan jika ada sengketa atau ketika ada orang yang membutuhkan bantuannya atau ketika sudah tidak bisa dipantau dengan jarak jauh.
Sebagai penutup, seperti diketahui, sudah ada pekerja sosial di setiap daerah sehingga ia tidak harus memerintahkan penyaluran bansos secara langsung, bisa secara daring.***
