Sebenarnya untuk mengetahui akan datangnya bulan ramadhan dan syawal sama seperti halnya dengan menentukan bulan lainnya. Seperti Dzulhijah dan lainnya.
Namun, hilal Ramadhan dan syawal lebih menarik dikatahui.
Hal ini terkait momentum penting bagi umat islam yaitu melaksanakan ibadah puasa. Sedangkan syawal juga menjadi momentum penting karena bertepatan dengan hari raha umat Islam.
Pemerintah biasanya menggunakan metode hisab dan metode rukyatul hilal atau rukyah untuk menentukan hari pertama puasa.
Organisasi keagamaan yang menggunakan metode ini adalah Nahdlatul Ulama (NU). Meski menggunakan rukyatul hilal, tidak serta merta NU meninggalkan hisab atau ilmu falak.
NU memosisikan metode hisab sebagai alat bantu dalam pelaksanaan rukyatul hilal. Rukyatul hilal tidak akan bisa diselenggarakan tanpa hisab yang baik.
Untuk itu, NU memiliki sistem hisab jama’i.
Sedangkan, metode hisab adalah metode yang dilakukan untuk menentukan awal puasa dengan menggunakan perhitungan matematis dan astronomis.
Metode hisab ini digunakan oleh Muhammadiyah untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah. Hisab yang digunakan adalah hisab hakiki wujudul hilal dengan kriteria tiga hal, yaitu:
1. Telah terpenuhinya ijtimak (konjungsi)
2. Ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam
3. Pada saat terbenamnya matahari, bulan berada di atas ufuk.
Apabila tiga kriteria itu terpenuhi, maka hari tersebut dianggap telah sah masuk dalam awal bulan Hijriyah.
Sedangkan rukyah adalah metode penetapan awal Ramadhan dan Syawal berdasarkan pengamatan bulan. Dengan metode ini, hilal akan diamati saat matahari tenggelam dengan mata telanjang atau bantuan optik seperti teleskop.
Hilal merupakan lengkungan bulan sabit paling tipis yang berkedudukan pada ketinggian rendah di atas ufuk barat pasca matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.
Cara pengamatannya terbagi menjadi tiga, mulai mengandalkan mata telanjang, mata dibantu alat optik (umumnya teleskop) hingga yang termutakhir alat optik (umumnya teleskop) terhubung sensor/kamera.
Dari ketiga cara tersebut maka keterlihatan hilal pun terbagi menjadi tiga pula, mulai dari kasatmata telanjang (bil fi’li), kasatmata teleskop, dan kasat–citra.
Masyarakat memiliki hak untuk memilih tanggal awal masuk Ramadhan sesuai dengan keyakinannya, apakah mengikuti Muhammadiyah, yakni Senin, 11 Maret 2024 ataupun Pemerintah, 12 Maret 2024.
Meskipun berbeda, jangan namun kehangatan Ramadhan harus tetap menyatukan kita.