AYOBOGOR.COM — Pro dan kontra peresmian IKN terus bergulir hingga jelang upacara perdana 17 Agustus 2024 di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Salah satunya dari ekonom dan politikus Faisal Basri yang mengatakan bahwa pembangunan IKN oleh pemerintahan Jokowi berjalan tidak terarah.
Yakni fokusnya terpecah antara upaya penguatan jati diri bangsa Indonesia atau proyek properti melalui pembangunan green city IKN.
Hal ini ia sampaikan pada siniar yang diunggah di kanal YouTube Novel Baswedan @NovelBaswedanOfficial pada Senin, 22 Juli 2024.
Baca Juga: Surat Undangan Pengambilan Bansos Hari Ini dan BLT Baru Nominal Mulai Rp 100 Ribu Sampai Rp 300 Ribu
Wacana IKN berkonsep green city dan smart city sebagai proyek properti bisa dilihat dari penunjukkan eks wakil Kepala OIKN, Donny Rahajoe, petinggi Sinar Mas.
Saat penunjukkan, Donny Rahajoe masih berstatus sebagai Managing Director President Office Sinar Mas Land.
Tak heran jika pembangunan IKN ini dibaca ke arah bisnis properti untuk menarik para investor.
Namun jika memang demikian, syarat lain bisnis properti sebagai pertimbangan para investor adalah jumlah penduduk.
Memang pada 2045 penduduk Indonesia terutama di perkotaan akan mencapai 60 persen lebih. Namun Faisal Basri juga menandai bahwa luas wilayah IKN ini 4 kali luas wilayah Jakarta.
Belum lagi dengan taraf hidup dan kemampuan finansial masyarakat perkotaan. Menurut Faisal Basri IKN yang dikemudikan ke arah investasi properti skalanya masih kurang.
Terkait dengan penanaman modal, sekarang pun terbukti investor asing masih enggan melakukan investasi di IKN.
Sedangkan di sisi lain, pembangunan IKN ke arah penguatan jati diri bangsa pun kurang memadai.