AYOBOGOR.COM – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberi tanggapan soal Bank Dunia atau World Bank yang menyebut makan bergizi gratis alias Makan Bergizi Gratis (MBG) tak bisa menurunkan angka stunting (kekurangan gizi).
Sebelumnya, Bank Dunia menyampaikan hal ini dalam seksi khusus pembahasan ‘school meals’ (makanan sekolah) di IEP Juni 2024, Jumat (28/6/2024).
Seperti diketahui, stunting dapat dicegah dalam periode seribu hari dari awal kehamilan atau pada fase seribu hari pertama kehidupan.
Seribu hari pertama kehidupan dimulai dari terbentuknya janin (270 hari) hingga memasuki usia 2 tahun (730 hari).
Bank Dunia juga menyebut makanan yang disediakan di sekolah tidak dirancang untuk mencegah stunting pada anak karena makanan tersebut tidak ditargetkan untuk seribu hari pertama kehidupan.
Namun, makanan di sekolah mungkin berdampak pada keragaman pola makan dan mencegah anemia pada anak-anak yang bersekolah walaupun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan.
Bank Dunia lalu menyampaikan, pemberian makanan di sekolah bisa efektif jika ada kekhawatiran terhadap ketahanan pangan.
Untuk mencapai hasil gizi yang lebih baik, lebih dari 80 persen program makanan sekolah nasional menggabungkan makanan dengan penyediaan intervensi kesehatan/gizi, intervensi kebijakan kesehatan sekolah untuk meningkatkan hasil kesehatan dan membantu memastikan saling melengkapi dengan intervensi stunting yang ditujukan pada seribu hari pertama kehidupan.
Lebih lanjut, Bank Dunia menyampaikan, makanan di sekolah juga secara tidak langsung bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan ekonomi rumah tangga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau bisa disebut juga sebagai Penerima Manfaat (PM).
Manfaat dari makan di sekolah bisa dirasakan paling banyak di daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi yang mana pengeluaran untuk makanan mewakili bagian yang lebih besar dari pendapatan rumah tangga.
Menurut Bank Dunia jika melihat berdasarkan negara-negara yang sudah terlebih dahulu menjalankan program ini maka sekolah akan paling efektif disandingkan dengan intervensi pendidikan, kesehatan, gizi, dan jaring pengaman dasar.