Ia menambahkan, tahun lalu pemerintah membentuk Satuan Tugas Khusus Judi Online lewat Keputusan Presiden (Keppres).
Satgas ini dibentuk sebagai respons atas laporan PPATK yang mencatat ada sekitar 8 juta nomor ponsel aktif pelaku judol di Indonesia.
Lebih miris lagi, hampir 80 persen pelaku berusia produktif 20-40 tahun, didominasi anak muda.
"Banyak dari mereka bermain judol hanya karena “iseng”, padahal dampaknya bisa menghancurkan masa depan, termasuk jejak digital yang berpotensi merusak karier," katanya.
Sementara itu, Samuel Christ salah satu konten kreator, yang juga jadi narasumber dari kegiatan kali ini menyayangkan maraknya konten judol yang meracuni media sosial.
Baca Juga: 7 Menu Spesial Lebaran Selain Opor Ayam, Bikin Suasana Hari Raya Semakin Meriah
“Sedih banget sih, judol udah nyusup ke medsos. Tapi kita bisa lawan lewat edukasi kreatif,” ungkapnya.
Lewat podcast pribadinya, Samuel pernah mengundang mantan pelaku IT judol untuk membongkar sistem kerja dunia hitam ini.
“Bahkan ada yang jual coding sistem judol, tinggal ganti nama terus jalan lagi. Ngeri, kan?” katanya.
Samuel pun sering menyampaikan pesan kepada para followers-nya: “Cara tercepat jadi miskin adalah cari jalan cepat untuk jadi kaya.”
Ia ingin generasi muda sadar bahwa tak ada jalan pintas menuju kesuksesan, apalagi lewat judi.