Menurutnya alasan Airlangga mundur dari ketum Golkar dirasakan sumir dengan alasan untuk menjaga stabilitas partai Golkar dan keutuhan partai Golkar.
“Ini justifikasi empiriknya tampaknya masih lemah yah, kita tahu ada faksi di partai Golkar tetapi kan tidak terjadi pada waktu saat-saat ini,” ujarnya.
Menurutnya penyebeb utama Airlangga mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena adanya tekanan internal dan eksternal partai Golkar.
Namun tekanan yang paling kuat tentunya tekanan yang besal dari ekternal partai Golkar karena menurutnya, Airlangga teruji kuat bila ada tekanan dari internal partai Golkar.
Nyarwi menambahkan bahwa pemicu berikutnya Airlangga mengundurkan diri karena berhungan dengan bursa Pilkada serentak 2024, dimana Airlangga nampak tidak begitu menunjol peranannya sebagai ketua umum partai Golkar.
Tentu saja hal ini akan membuat Airlangga tidak nyaman dalam menggerakan organisai partai.
