Sebelumnya, Natsir Kongah selaku Koordinator Kelompok Hubungan Masyarakat (Humas) PPATK mengungkapkan ada sebanyak 3,2 juta masyarakat Indonesia melakukan praktik ini, Sabtu (15/6/2024).
Dari 3,2 juta masyarakat tersebut, hampir 80 persennya menghabiskan hingga Rp100 ribu dalam sehari untuk melakukan praktik ini.
Natsir menambahkan, mirisnya, para pemain ini didominasi oleh pelajar hingga Ibu Rumah Tangga (IRT).
Atas kabar mengenai BRI yang ikut aktif dalam pemberantasan praktik ini dengan memblokir 1.049 rekening membuat warganet ramai-ramai memberikan komentarnya.
Tak sedikit warganet yang berharap agar praktik ini di Dana bisa juga diberantas karena praktik ini tidak hanya terjadi di bank tetapi juga di dompet digital.
Tak sedikit juga warganet yang mengaku jera menabung di bank ini karena uangnya sering hilang dan setelah melaporkannya tidak memberikan solusi.
Selain itu, tak sedikit warganet yang berharap agar praktik ini bisa diberantas sampai ke akar-akarnya.
Tak hanya itu, tak sedikit yang menyebut Indonesia sedang tidak baik-baik saja karena sedang mengalami banyak kasus.
Kasus tersebut antara lain adalah judol yang sudah merambah ke berbagai lapisan masyarakat, polemik makan bergizi gratis, dan polemik PPDB menggunakan sistem zonasi.
Lalu, korupsi bansos, bansos salah sasaran, dan kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Kemudian, mahalnya biaya pendidikan sekolah termasuk Uang Kuliah Tunggal (UKT), pungutan liar (pungli) di sekolah, hingga serangan di PDN.
“Blokir jg pegawai yang main pinjol sama judi online,” harap salah seorang warganet.
“Indonesia lagi gawat ini, pinjol datanya dibobol, harusnya tugas Kominfo, kemana pak budi Ari,” tulis salah seorang warganet lainnya.