“Kita berharap apa ke kementerian yang diisi orang tua yang gak tau teknologi,” komentar salah seorang warganet.
“Gw di pemerintahan juga, btw emang bos/pegawai boomers dan gen X dikasih tau emang ngeyel ttg ginian, minta anggaran buat kebutuhan gak dikasih, dan gw disuruh ngakal2in sendiri / pake bajakan karena mereka ga mau nganggarin apalagi keluar dari yang kas kantor/per bagian masing2. Pelit bgt. Hahahhaaha. Dengan kejadian ini gw gue puas puasin sukuriiiiin lu pada hahaha,” balas salah seorang warganet.
“Bukan tua nya yg jd masalah. Tapi bnyk orang2 titipan di Kominfo yg gak punya skill IT,” balas salah seorang warganet lainnya.
“Bubarin aja Kominfo, nggak bisa jaga data nasional, judol dibiarin aja, blokir situs ga pake akal,” kritik salah seorang warganet.
“Gw lebih setuju kalau kominfonya di ganti dengan kang onno pakar IT cyber yang sesungguhnya,” timpal salah seorang warganet yang diberikan dengan tambahan satu buah emoji api.
“Rugi klo dibubarin, ganti aja orang2 dsna sama yang kompeten dan bener2 kerja,” timpal salah seorang warganet lainnya.
“Gaji+tunjangan ratusan juta cuma bisa main Zuma,” sindir salah seorang warganet yang diberikan dengan tambahan satu buah emoji api.
“Muka muka boomers dapat jabatan hasil give away politik,” sindir salah seorang warganet lainnya.
“Saya 6 tahun bergerak di bidang pengembangan aplikasi situs web, aplikasi smartphone, dan aplikasi desktop. Menurut saya serangan ini sangat fatal dan merugikan negara, bisa dibilang Indonesia sudah di jajah olh org yang tidak diketahui keberadaannya. Itu sangat sulit sekali di lacak maupun diserang balik,” terang salah seorang warganet.
“Terlepas dri itu setelah saya cek beberapa instansi2 yang terdampak serangan tersebut. Saya analisis dan melihat bahwa itu sudah jelas sumber kode situs webnya diambil oleh peretas kemungkinan basis datanya diambil juga. Jadi semua data2 yg ada di PDN udh di miliki penyerang, bayangkan 210 instansi yang link ke PDN data2nya di ambil org,” sambungnya.
“Misalkan instansi layanan rumah sakit maka data2 pasien di ambil org peretas itu. Data2 pasien bisa di jual, latar belakang penyakitnya bisa di perjualkan bebas. Indonesia ini sudah di telanj****,” pungkasnya.