explore-bogor

Warkop Tampomas 1975 di Bogor: Tetap Jadi Andalan di Tengah Gempuran Warkop Modern

Minggu, 2 Februari 2025 | 07:40 WIB
Warkop Tampomas 1975: Tetap Jadi Andalan di Tengah Gempuran Warkop Modern

AYOBOGOR.COM -- Warkop Tampomas 1975 di Bogor menjadi salah satu tempat yang membawa kita bernostalgia, merasakan atmosfer warkop lawas yang sudah mulai langka di tengah gempuran warkop modern dan kekinian.

Meski banyak warung kopi baru bermunculan dengan konsep kekinian, Warkop Tampomas tetap eksis dengan mempertahankan ciri khas yang tidak lekang oleh waktu. Di sini, pengunjung bisa menikmati Indomie kuah, telur ayam kampung, gorengan, dan buras dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari seribu rupiah saja.

Berbeda dengan warkop modern yang sering kali mengusung desain interior minimalis atau industrial, Warkop Tampomas mempertahankan bangunan khas yang membawa nuansa nostalgia.

Meja-meja semi melingkar yang terbuat dari kayu, jajaran minuman dalam botol kaca, etalase berisi gorengan, hingga panci-panci yang berjajar berisi bubur kacang ijo (burjo), semuanya menggambarkan kesederhanaan yang justru menjadi daya tarik tersendiri.

Bagi orang-orang Jogja dan Jawa Tengah, tempat seperti ini sering disebut sebagai "burjo", sebuah istilah yang merujuk pada warkop tradisional yang menjual bubur kacang ijo, yang memang sudah menjadi bagian dari budaya kuliner setempat.

Nama "Tampomas" sendiri diambil dari Gunung Tampomas di daerah Sumedang, Jawa Barat, tempat asal pengelola warkop ini. Nama "Ceremai" pun sering digunakan untuk warkop-warkop serupa di daerah lain, yang diambil dari nama gunung di daerah Kuningan. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat dengan asal-usul budaya Sunda, terutama dari wilayah Sumedang dan Kuningan.

Yang menjadikan Warkop Tampomas semakin spesial adalah kenyataan bahwa warung ini dijalankan oleh pasangan suami-istri yang sudah berpengalaman lebih dari 50 tahun dalam dunia usaha warkop. Asli Sumedang, mereka meneruskan tradisi keluarga dengan bekerja shift-shiftan bersama anak-anak mereka.

Suasana warkop pun tetap terasa "old school" banget, dengan kursi panjang kayu dan meja yang saling berhadap-hadapan, memberikan nuansa khas jaman dulu yang nyaman dan hangat untuk nongkrong santai.

Warkop Tampomas 1975 tidak hanya menjadi tempat makan dan ngopi, tetapi juga tempat untuk bernostalgia. Menyantap gorengan dan menikmati secangkir kopi di sini bisa membawa pengunjung kembali ke masa-masa lebih sederhana, di mana obrolan santai menjadi hal yang lebih penting daripada banyaknya pilihan menu atau suasana yang mewah.

Bagi kalian yang mencari tempat nongkrong murah meriah dengan harga mulai dari satu ribu rupiah, Warkop Tampomas bisa menjadi pilihan tepat. Jangan sampai kehabisan gorengannya, karena selain enak, makanan di sini juga terjangkau bagi siapa saja.

Jadi, apakah kalian juga punya langganan warkop seperti ini? Jangan ragu untuk berbagi cerita di kolom komentar!

Berkunjung ke sini bukan hanya soal makan, tapi juga merasakan kembali nostalgia dan kehangatan yang semakin langka di era modern ini.

Tags

Terkini