AYOBOGOR.COM - Sebuah rumah di Perumahan Griya Melati 1, Bubulak, Kota Bogor, digerebek polisi setelah terbukti menjadi tempat produksi uang palsu.
Dilansir dari akun Instagram @infobogor, penggerebekan dilakukan oleh Unit Reskrim Polsek Tanah Abang bersama Kodim 0606/Kota Bogor pada Rabu, 9 April 2025 pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Dalam penggerebekan tersebut, aparat menemukan uang palsu senilai Rp2,3 miliar beserta peralatan cetaknya.
Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki, menjelaskan bahwa kasus ini berawal dari penemuan sebuah tas mencurigakan yang tertinggal di dalam KRL Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin, 7 April 2025.
Polisi yang menerima laporan langsung melakukan pengintaian dan berhasil menangkap seseorang yang mengambil tas tersebut.
Dari hasil interogasi terhadap pelaku berinisial MS, diketahui bahwa uang palsu tersebut didapat dari seorang penjual di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
Polisi kemudian mengamankan dua orang penjual uang palsu berinisial BI (50) dan E (42). Informasi dari keduanya membawa tim penyidik ke dua pelaku lainnya, BS (40) dan BBU (42), yang memiliki peran serupa dalam jaringan ini.
Baca Juga: Contoh Soal Tes Akhlak Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan
Penyelidikan lebih lanjut membawa polisi ke Subang, Jawa Barat, di mana seorang tersangka bernama AY (70) diamankan. AY diketahui berperan sebagai penghubung antara penjual dan tim produksi uang palsu.
Berdasarkan keterangan AY, polisi akhirnya mengungkap keberadaan ‘pabrik’ uang palsu yang dikelola oleh DS (41) di Bubulak, Kota Bogor.
Rumah produksi ini diketahui disediakan oleh seseorang berinisial LB (50). Dalam penggerebekan tersebut, polisi berhasil menyita sebanyak 23.297 lembar uang palsu pecahan Rp100.000.
Dari jumlah tersebut, uang palsu senilai Rp1,3 miliar sudah dalam kondisi siap edar, sementara sisanya masih dalam proses produksi. Kasus ini menjadi peringatan serius akan maraknya peredaran uang palsu yang dapat merugikan masyarakat.
Polisi masih mendalami jaringan pelaku lain yang terlibat dan terus mengembangkan penyelidikan guna mengungkap sindikat pemalsuan uang yang lebih luas.***
