Setiap pekarangan dihiasi angkul-angkul (pintu gerbang khas Bali) yang saling berhadapan, menciptakan pemandangan yang memikat.
Desa seluas 112 hektare ini, sekarang memiliki spot wisata baru, yaitu hutan bambu yang ditata sebagai area wisata alami yang menjadi pilihan favorit baru wisatawan.
Spot ini memberikan peluang ekowisata berkelanjutan. Lokasi tersebut memadukan unsur antara budaya Bali yang kental dan pelestarian ekosistem hutan bambu yang dianggap sakral oleh warga.
Desa Penglipuran juga pernah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia. Kondisi tersebut membuat pengunjung semakin betah berwisata di Desa Penglipuran di Bali.***