AYOBOGOR.COM - Beberapa waktu belakangan media masa dan sosial di tanah air dihebohkan dengan pemberitaaan Pemerasan Turis Taiwan di Bandara Ngurah Rai, Bali yang dilakukan oknum Bea Cukai.
Hal ini diketahui dari sebuah media asing bernama CTS yang memberitakan Bea Cukai RI atas dugaan pemerasan.
Kronologi awal disebutkan dalam sebuah video yang viral ketika turis asal Taiwan yang baru tiba di Bali untuk berlibur mengeluarkan ponsel untuk mengambil foto.
Turis Taiwan tersebut bermaksud mengabari sopir rombongan mereka.
Namun, tidak lama setelah itu petugas Bea Cukai mendatangi dan membawanya ke sebuah ruangan kecil dan gelap untuk diinterogasi.
Dalam keterangan media tersebut juga menegaskan Bea Cukai menolak penjelasan dari turis dan diminta untuk membayar denda.
Pada awalnya, ia diminta untuk membayar uang denda sebesar 4.000 dolar AS atau sekitar Rp 60 juta.
Ia bahkan diancam untuk dideportasi ke Taiwan jika tidak membayar denda.
Turis asal Taiwan tersebut menolak dan mengatakan bahwa ia tidak memiliki uang.
Setelah bernegosiasi, turis Taiwan hanya diminta denda sebesar Rp 4 juta karena dianggap baru melakukan pelanggaran pertama.
Dalam keterangan resmi Bea Cukai menyatakan: memang memiliki aturan untuk tidak mengambil gambar di beberapa lokasi bandara.
Namun, sanksi yang dikenakan kepada pelanggar adalah menghapus foto tersebut dan tidak ada denda khusus.
Bea Cukai angkat bicara.
Dalam keterangan yang dilansir dari keterangan rilis Bea Cukai menyatakan, kejadian tersebut bukan dari Bea Cukai.