- 1957 26 Mei Magnitudo (MS) sekitar 7. Panjang patahan sekitar 30 km. (Disebut gempa Abant 1957)
- 1967 22 Juli. Besaran (MS) 7.1. Panjang patahan sekitar 80 km. (Disebut gempa Lembah Mudurnu 1967)
- 1999 17 Agustus. Magnitudo (MS) 7,8; MW 7.4-7.5)
Gempa bumi di patahan Anatolia Utara disebabkan oleh gerakan lempeng Arab ke arah utara terhadap lempeng Eurasia lalu menekan lempeng mikro kecil Turki ke arah barat.
Baca Juga: Resmi Dibuka! Cek Syarat dan Jadwal Pendaftaran LPDP 2023 Sebelum Ditutup
Juga, kompresi di wilayah ini disebabkan oleh pergerakan lempeng Afrika ke utara, yang menghasilkan subduksi di busur Siprus dan Hellenic.
Pelat mikro Turki kecil dibatasi di sebelah timur oleh zona patahan Anatolia Timur (EAFZ), di sebelah utara oleh zona patahan Anatolia Utara (NAFZ), di sebelah barat oleh zona deformasi difus yang mengelilingi wilayah Aegean yang lebih besar, dan seterusnya selatan oleh Hellenic dan lengkungan Siprus.
2. Gempa Duzce, 12 November 1999
Gempa bumi besar terjadi 70 kilometer (45 mil) timur Adapazari atau 170 km (105 mil) barat laut Ankara, pada pukul 18:57 waktu setempat pada 12 November 1999.
Gempa berkekuatan 7,2 SR ini terletak sekitar 110 km (70 mil) timur dari guncangan utama berkekuatan 7,4 pada 17 Agustus yang menewaskan lebih dari 17.000 orang dan melukai 50.000 lainnya di sekitar Izmit.
Angka korban dari gempa terakhir ini sekitar 845 dipastikan tewas dan sekitar 5.000 luka-luka. Kehancuran di Bolu dan Düzce kian meluas, dengan total populasi yang terkena dampak antara 150.000 dan 180.000 jiwa.
Beberapa penilaian menunjukkan bahwa lebih dari 18 ribu bangunan telah rusak berat dan Pemerintah telah memperkirakan biaya keuangan dari gempa tersebut sebesar 10 miliar dolar AS.
Fasilitas industri di daerah tersebut pun menghentikan produksinya karena kekurangan listrik dan beberapa mengalami kerusakan material yang parah.
Pada pagi hari tanggal 17 November, dua gempa susulan besar (4,9 pada pukul 02.00 dan 5.0 pada 10.10 waktu setempat) dirasakan di ibu kota Provinsi Bolu yang membuat ketakutan masyarakat karena banyaknya bangunan rusak-runtuh.
