Ari juga mengatakan jika sudah banyak KPM yang bosan dengan informasi terkait BLT Mitigasi Risiko Pangan senilai Rp 600.000 karena tidak kunjung disalurkan.
Namun, Ari mengatakan jika ia harus terus membahas mengenai bantuan ini agar pemerintah ingat untuk menyalurkannya.
Ari menambahkan, ia khawatir jika tidak dibahas maka pemerintah akan lupa dan berpikir jika KPM tidak ingin mendapatkannya lagi. Akhirnya, bantuan ini tidak akan disalurkan.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mengatakan tidak menyiapkan anggaran untuk penyaluran BLT Mitigasi Risiko Pangan senilai Rp 600.000 pada tahun 2023 dan juga tidak mengajukannya untuk disalurkan pada tahun 2024.
Sebab Risma tidak mengetahui dengan rinci apa yang menyebabkan BLT Mitigasi Risiko Pangan senilai Rp 600.000 harus bisa disalurkan pada tahun 2024.
Oleh karena itu, Risma merasa tidak punya kewajiban dan kewenangan untuk menyusun DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran).
Akhirnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani pun mengatakan tidak menerima DIPA dari Risma.
Sementara itu, Airlangga memastikan jika ini akan disalurkan semester satu tahun 2024.
Sebab seperti diketahui, Airlangga sudah meminta persetujuan ini kepada presiden dan ternyata mendapatkan lampu hijau alias restu dari presiden.
Kemudian, presiden pun memerintahkan Airlangga untuk menyiapkan anggaran dan data penerimanya.
Awalnya, direncanakan untuk alokasi Januari-Februari-Maret 2024 tetapi kemudian berubah menjadi April-Mei-Juni 2024.
Lalu, Ari mengatakan jika terkait hal tersebut hingga beberapa hari setelah lebaran 2024 masih belum ada informasi terbaru.
Ari pun mengungkapkan jika dirinya menjadi bingung kenapa ada ketidaksinkronan antara satu kementerian dan kementerian lainnya.