AYOBOGOR.COM - Sejak agresi militer Israel ke Gaza, Palestina, puluhan rumah sakit di Gaza dinyatakan berhenti beroperasi.
Menyadur berbagai sumber, sebanyak 21 rumah sakit di Gaza berhenti beroperasi tercatat hingga 10 November 2023.
Di luar itu, sebanyak 14 rumah sakit di Gaza dinyatakan nyaris kehabisan energi. Termasuk dalam hal ini air.
Hal tersebut bisa terjadi karena serangan terus menerus dari Israel dilakukan sejak 7 Oktober lalu.
Bahkan menurut data WHO yang sudah terverifikasi, sekitar 250 serangan dilakukan terhadap fasilitas-fasilitas kesehatan di Gaza.
Kerusakan dan rumah sakit yang berhenti beroperasi termasuk dua yang terbesar di wilayah itu.
Yaitu Al Shifa Hospital dan Al Quds Hospital. Selain itu, rumah sakit yang dibangun pihak luar tidak lagi beroperasi.
Dua di antaranya adalah Indonesia Hospital dan Turkish-Palestinian Frienship Hospital yang diperuntukkan sebagai RS Kanker.
Presiden Jokowi pun pada pertemuan OKI beberapa waktu lalu mendesak agar situasi peperangan segera diredakan agar tidak menimbulkan korban jiwa lagi.
Pada pertemuan itu, Jokowi menekankan empat hal, yaitu gencatan senjata, percepatan bantuan, menuntut pemberian sanksi untuk Israel, dan perundingan damai.
Menurut Jokowi, tanpa gencatan senjata, situasi di sana tidak akan pernah membaik.
"Israel telah gunakan narasi self defence dan terus lakukan pembunuhan rakyat sipil. Ini tak lain sebuah collective punisment. Kita semua harus cari jalan agar Israel segera lakukan gencatan senjata.
Sementara percepatan bantuan kemanusiaan karena banyak yang terdampak dari kejahatan peperangan tersebut.
"Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan. Contoh, RS Indonesia di Gaza Utara terus menjadi sasaran serangan Israel, sejak kemarin sudah kehabisan bahan bakar. Indonesia meminta semua pihak untk menghormati humaniter internasional," katanya.