Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Hari Raya Idul Adha

photo author
- Jumat, 23 Juni 2023 | 10:24 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat.

AYOBOGOR -- Berikut adalah teks khutbah jumat singkat tengtang hari Raya Idul Adha berjudul Kurban Bentuk Kepasrahan Total pada Allah.

Bercermin kepada kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, semoga kita semakin sadar bahwa apa pun yang Allah perintahkan, maka harus kita laksanakan. Apa pun yang Allah minta dari kita, maka harus kita korbankan meski sesuatu yang paling berharga sekalipun.

Berikut Teks khutbah jumat 23 Juni 2023: Kurban Bentuk Kepasrahan Total pada Allah yang dilansir dari NU Online

Hadirin sidang Jumah rahimakumullah. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah swt. Dzat yang maha mengatur dan memberi nikmat kepada kita semua. Terutama nikmat panjang umur, nikmat sehat, dan iman-islam, sehingga pada kesempatan ini kita bisa bersama-sama menunaikan shalat Jumat berjamaah.

Semoga setiap langkah kaki menuju tempat ini dan setiap amaliah yang kita tunaikan pada kesempatan ini senantiasa mendapat rida Allah swt.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Baginda Alam, Nabi Besar Muhammad saw. Nabi pembawa rahmat ke seluruh alam, sekaligus Nabi pembawa cahaya ketauhidan di tengah gelapnya kesyirikan.


Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada keluarganya, para sahabatnya, tabiin dan tabiaatnya, hingga kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berharap syafaatnya kelak di hari Kiamah.


Sidang Jumah yang dimulyakan Allah

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Takwa dalam arti imtisalul awamir wajtinabun nawaahi atau menunaikan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sebab, tidak ada bekal paling baik menghadapi perjalanan hidup ini selain ketakwaan kepada Allah swt. Tidak ada hamba paling mulia di sisi-Nya selain hamba yang bertakwa kepada Allah.

Hadirin kaum Muslimin

Cikal bakal pensyariatan ibadah kurban berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih putranya Ismail alaihissalam. Kala itu Nabi Ibrahim ikhlas menyanggupi perintah Allah sebagai bentuk kepasrahan dan kepatuhan total kepada-Nya. Perintah itu diterima langsung melalui mimpinya, sebagaimana yang dilansir dalam Al-Quran.

Artinya, “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,” (QS. ash-Shafat [37]:102).


Mendapat informasi demikian dari ayahnya, Nabi Ismail pun tak gentar sedikit pun. Ia justru meminta Sang Ayah untuk menyanggupinya. Hal itu jelas terlihat dalam bunyi ayat di atas, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Mendapat kesanggupan itu, Nabi Ibrahim bergegas menajamkan pisau dan membaringkan putranya Ismail untuk disembelih. Namun, goresan pisau Ibrahim di leher Ismail ternyata tak membekas apa-apa. Sebab, begitu cepat Allah mengganti leher Ismail dengan leher kambing.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husnul Khatimah

Sumber: Suara.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X