- Reksa Dana (34%): Persentase reksa dana mereka menurun signifikan dari 58% di tahun 2023 menjadi 34% di 2024.
Mereka merasa bahwa kinerja indeks saham lokal kurang menarik, terutama jika dibandingkan dengan pasar internasional seperti S&P 500.
"Reksa dana saham sudah tidak menarik lagi, terutama di pasar Indonesia yang belum berkembang," ujar Claudia.
- Peer-to-Peer Lending (12%): Setelah sebelumnya sangat agresif di P2P lending, Samuel dan Claudia kini mengurangi porsi investasi ini karena risiko yang lebih tinggi. "Kami merasa lebih nyaman dengan instrumen yang lebih stabil dan rendah risiko," jelas Samuel.
- Obligasi (11%): Sebagai bagian dari diversifikasi, mereka memutuskan untuk berinvestasi di obligasi pemerintah. Ini memberikan mereka stabilitas dan kupon bulanan yang dapat diprediksi.
Rencana Investasi di 2025
Menjelang 2025, Samuel dan Claudia berencana untuk tetap menjaga strategi investasi yang lebih konservatif. Mereka tidak akan melakukan perubahan besar dalam portofolio mereka, tetapi lebih fokus pada investasi yang aman dan stabil.
Mereka juga menambahkan, "Jika saham turun, kami akan menambah investasi di saham yang lebih aman, dan kami akan tetap fokus pada deposito dan obligasi."
Baca Juga: 10 Sambal Khas Jawa barat yang Bikin Nagih Ingin Nambah Nasi Terus!
Meski mereka sempat tertarik untuk berinvestasi di aset kripto, mereka akhirnya memilih untuk fokus pada kelas aset yang lebih stabil.
"Kami belajar banyak dari pengalaman dengan kripto, tetapi untuk sekarang, kami lebih memilih investasi yang lebih pasti," kata Claudia.
Melalui perjalanan mereka, Samuel dan Claudia ingin mengingatkan para pengikut mereka untuk selalu melakukan riset sebelum membuat keputusan investasi.
"Ini bukan saran keuangan, tetapi pengalaman kami yang mungkin bisa memberikan inspirasi bagi kalian," ujar Samuel.
Dengan portofolio yang terus berkembang, mereka tetap menjaga keseimbangan antara pendapatan aktif dan pasif, serta memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka.***
