AYOBOGOR.COM - Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dan salah satu kekayaan alam yang sangat bernilai adalah kayu gaharu.
Kayu ini dikenal karena aroma harum yang dihasilkannya, menjadikannya bahan baku utama dalam industri parfum dan wewangian.
Dengan permintaan yang terus meningkat, kayu gaharu menjadi salah satu komoditas bernilai tinggi yang mendatangkan keuntungan besar, baik di pasar domestik maupun internasional.
Baca Juga: 6,53 Persen Penduduk di Kota Bogor Masuk Kategori Miskin
Kayu gaharu, atau sering disebut juga Agarwood, berasal dari pohon Aquilaria yang hanya menghasilkan resin harum setelah terinfeksi jamur.
Resin ini yang memberikan keistimewaan pada gaharu, dengan aroma yang begitu khas dan dihargai oleh pasar internasional, terutama di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur.
Di pasar lokal, harga gaharu berkualitas tinggi dapat mencapai Rp 53 juta per kilogram, sementara di pasar global harganya bisa melonjak hingga Rp 133 juta per kilogram.
Keistimewaan dan kelangkaan gaharu menjadikannya salah satu kayu termahal di dunia. Pengolahan gaharu memerlukan proses yang cukup panjang, mulai dari inokulasi jamur pada pohon, ekstraksi resin, hingga pengeringan sebelum siap dipasarkan. Oleh karena itu, tidak heran jika gaharu menjadi komoditas yang sangat diminati.
Sumatera Selatan, Penghasil Gaharu Terbesar di Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 4 Oktober 2024, salah satu wilayah di Sumatera Selatan menjadi penghasil kayu gaharu terbesar di Indonesia.
Wilayah tersebut adalah Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu. Di wilayah ini, budidaya pohon gaharu sudah berjalan cukup sukses dengan tercatatnya 2.466 pohon gaharu yang dibudidayakan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 pohon sudah berumur antara empat hingga enam tahun, sementara sisanya, sekitar 2.386 pohon, berusia di atas enam tahun.