Bahlil juga menjelaskan bahwa meskipun ada perubahan dalam penyaluran subsidi, subsidi untuk BBM, listrik, dan gas tetap akan ada dan tidak dihapuskan. Subsidi yang diberikan akan disalurkan melalui dua cara: subsidi langsung kepada barang (seperti pembelian BBM) dan subsidi dalam bentuk BLT kepada penerima yang berhak. Pemerintah juga akan lebih ketat dalam mengatur siapa saja yang berhak mendapatkan subsidi, terutama untuk BBM bersubsidi, yang hanya akan diberikan kepada kendaraan-kendaraan tertentu, seperti kendaraan umum dan transportasi publik.
Dengan adanya skema baru ini, diharapkan masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat mendapatkan manfaat yang lebih maksimal dari program subsidi energi ini.
Diperkirakan, BLT untuk subsidi BBM dan listrik ini akan mulai disalurkan pada awal tahun 2025. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama di sektor energi, yang dampaknya dirasakan langsung oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Subsidi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat dan mencegah lonjakan harga yang dapat membebani ekonomi keluarga, khususnya bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Dengan berbagai bantuan sosial yang sedang dicairkan dan program-program baru yang tengah dipersiapkan pemerintah, harapannya adalah masyarakat yang membutuhkan bantuan dapat segera merasakan manfaatnya, sehingga dapat meringankan beban mereka dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Pencairan bantuan sosial seperti PKH dan BPNT di akhir November 2024 menunjukkan komitmen pemerintah untuk tetap memberikan bantuan kepada masyarakat meskipun hari libur. Dengan sistem yang sudah teratur dan efisien, diharapkan KPM dapat segera menerima dana bantuan mereka tepat waktu. Selain itu, program subsidi BBM dan listrik yang akan diubah skemanya dan dilanjutkan dengan penyaluran BLT di awal tahun 2025, menjadi harapan baru bagi masyarakat dalam menghadapi biaya hidup yang semakin tinggi.
