AYOBOGOR.COM - Berikut informasi penting mengenai bantuan sosial (bansos) subsidi energi meliputi gas elpiji, BBM, hingga listrik yang wacananya akan diubah menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Dilansir dari kanal Youtube Diary Bansos, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini menyampaikan sejumlah opsi terkait penyaluran subsidi energi yang lebih tepat sasaran.
Opsi-opsi tersebut diajukan oleh tim penggodog kebijakan subsidi energi kepada Presiden Prabowo Subianto. Salah satu opsi yang cukup menarik perhatian adalah terkait dengan subsidi gas elpiji 3 kg yang rencananya akan tetap dipertahankan.
Menurut Bahlil, subsidi gas elpiji 3 kg sangat penting karena berhubungan langsung dengan kehidupan ibu rumah tangga dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kebijakan ini dianggap krusial karena memberikan dampak signifikan bagi masyarakat kecil yang sangat bergantung pada gas elpiji bersubsidi untuk keperluan sehari-hari, baik untuk memasak maupun kegiatan usaha kecil.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bahlil pada sebuah konferensi pers yang diadakan usai rapat bersama tim penggodog kebijakan subsidi energi di Jakarta, pada Senin, 4 November 2024.
Dalam konferensi tersebut, Bahlil juga mengungkapkan bahwa masih ada sejumlah kajian yang perlu dilakukan terkait subsidi untuk BBM dan listrik.
Selain itu, Bahlil juga menyinggung kemungkinan perubahan metode pemberian subsidi BBM dan listrik. Salah satu opsi yang diajukan adalah mengubah bentuk subsidi menjadi BLT.
Dalam perkembangan terkait, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) saat ini tengah melakukan konsolidasi data bersama berbagai kementerian dan lembaga terkait.
Baca Juga: Urutan Wilayah Penghasil Alpukat Terbanyak di Kota Bogor, Nomor Satu Bisa Hasilkan 3.992 Kuintal
Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, menjelaskan bahwa wacana pemberian BLT sebagai pengganti subsidi BBM dan listrik memang masih dalam tahap pembahasan.
Syaifullah Yusuf juga menekankan pentingnya memiliki satu data tunggal yang bisa digunakan sebagai acuan oleh semua kementerian dan lembaga dalam menyalurkan subsidi.
Jika pengumpulan data penerima subsidi telah rampung, maka kebijakan terkait penyaluran subsidi energi bisa segera dimulai.
