Thomas menjelaskan, pihaknya ingin menyelesaikan program makan bergizi gratis secepatnya tetapi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan kehati-hatian yang dilihat berdasarkan postur fiskal.
Thomas menegaskan program ini tidak akan merubah defisit APBN yang akan dipastikan tetap di bawah 3 persen untuk tahun depan yakni antara 2,82 persen sampai 2,92 persen.
Ia juga menegaskan program ini tidak membuat defisit APBN mencapai 50 persen karena timnya berkomitmen untuk mengikuti APBN 2025 yang dibahas pemerintahan Jokowi dengan DPR.
Atas kabar mengenai program makan bergizi gratis yang akan mencapai hingga Rp71 triliun di 2025 membuat warganet ramai-ramai memberikan komentarnya.
Baca Juga: Hasil Cek Saldo BLT MRP Minggu Pagi Via Kartu KKS BRI Tahun 2019, Ada Kabar Baik Untuk KPM
Tak sedikit warganet yang tidak setuju dengan hal ini karena dianggap dijadikan ladang bisnis, pemborosan APBN, bisa digunakan untuk biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan bantuan untuk meringankan harga bahan-bahan pokok.
“Makan gratis itu bisa senasib kaya bansos, anggaran yang dimainkan. Contoh harusnya makanan perporsi 15rb di sunat jd 5 rb, bukan suudzon tp emang pejabat2 kita selalu merasa kekurangan. Bansos aja dibikin bisnis dr Mentri sampe aparatur desa. Blm lagi yg diutamakan keluarga dan sodara aparatur negara dulu,” terang salah seorang warganet.
“Program pemborosan APBN,” komentar salah seorang warganet yang diberikan dengan tambahan satu buah emoji tertawa.
“Alangkah baiknya uang segitu buat beasiswa pendidikan, pembangunan fasilitas kesehatan, & subsidi kebutuhan pokok daripada makan gratis,” saran salah seorang warganet.
Baca Juga: Senin Cair! Ada 3 Bansos yang Disalurkan Pemerintah Kepada KPM Besok di Tanggal 24 Juni 2024
“Cair2… ladang korupsi baru.. di kertas nulis nasi, ikan/daging, susu dan sayur. Tp yg di terima : Nasi, tempe/tahu dan es teh. Syukur2 susu kotak 100 ml,” sindir salah seorang warganet.
“Gausah kata gw yg gratis”an itu. Lbih baik harga bahan pokok terjangkau dan stabil,” harap salah seorang warganet.
“Sudah Ga Perlu Malu2 Batalin Aja Programnya… Kalau Untuk Pencegahan Stunting, Malnutrisi Kan Harus Sedari Dini Saat Kehamilan, Bayi&Balita Sudah Masuk Dalam Program Yang Tumpang Tindih & Tidak Tepat Sasaran. Lebih Baik Alihkan Sembako Murah, Harga Telur Ayam Jangan Sampai Melambung Tinggi Seperti Minggu Lalu 45rb/ Kg,” saran salah seorang warganet lainnya.
“Sediakan Lapangan Pekerjaan Berdasarkan Domisili Setiap Kota / Kabupaten, Pendidikan Benar-Benar Gratis Tidak Ada Pungli Lagi. Ini Akan Lebih Mensejahterakan Rakyat,”sambungnya.***
