Sebab PIP diperuntukkan bagi siswa yang datanya terdata di DTKS dan tidak mampu untuk seluruh Indonesia.
Sementara itu, KJP Plus seperti namanya diperuntukkan untuk siswa yang khusus bersekolah di Jakarta sehingga jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan penerima PIP.
Besarnya nominal yang akan diterima penerima ini juga bervariasi, penerimanya adalah untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK serta semakin tinggi jenjangnya maka semakin besar nominalnya sama seperti PIP.
Namun, penerima ini juga tidak hanya untuk siswa SD, SMP, dan SMA saja tetapi juga termasuk siswa PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) atau satuan pendidikan non formal.
Ada tiga jenis bantuan biaya yang akan diterima oleh penerima ini yaitu untuk biaya rutin per bulan dan biaya berkala per bulan serta biaya tambahan SPP khusus untuk swasta per bulan.
Besarnya nominal biaya rutin per bulan mulai dari Rp135.000 (SD) sampai dengan Rp235.000 (SMA/SMK).
Lalu, untuk nominal biaya berkala per bulan mulai dari Rp115.000 (SD-SMP dan PKBM) sampai dengan Rp 215.000 (SMA/SMK).
Kemudian, untuk nominal biaya tambahan SPP khusus untuk swasta per bulan mulai dari Rp130.000 (SD) sampai dengan Rp290.000 (SMA).
Sehingga apabila dijumlahkan masing-masing penerima ini mendapatkan uang mulai dari senilai Rp250.000 (SD) sampai dengan Rp450.000 (SMK).
7. BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 ribu
Seperti diketahui BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp600.000 dijanjikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto akan mulai dicairkan pada Februari 2024 tetapi terus mengalami kemunduran hingga memasuki awal Mei.
Padahal seperti diketahui, Airlangga sempat mengatakan jika penyaluran ini mengalami perubahan waktu salur menjadi April-Mei-Juni 2024 dan tinggal satu bulan lagi memasukki bulan Juni.
Hal inilah yang membuat KPM ramai-ramai menyebut ini sebagai BLT undur-undur karena waktu penyalurannya yang terus diundur-undur atau mengalami kemunduran.
Keluarga Penerima Manfaat pun ramai-ramai menunjukkan kekecewaannya dan merasa terkena harapan palsu.
Saat terakhir kali dimintai keterangan, Airlangga memastikan ini pasti akan cair karena anggaran ada dan tidak ada kendala serta pihaknya sedang disibukkan untuk mengurus APBN.