Tingkatkan Produksi Padi Melalui Pompanisasi, Menteri Pertanian dan PJ Gubernur Targetkan Jawa Barat Jadi Penghasil Padi Tertinggi Nasional

photo author
- Senin, 8 April 2024 | 10:06 WIB
Menteri Pertanian dan PJ Gubernur Jawa Barat meninjau lahan pertanian Subang, Jawa Barat (04/4/2024) (pertanian.go.id)
Menteri Pertanian dan PJ Gubernur Jawa Barat meninjau lahan pertanian Subang, Jawa Barat (04/4/2024) (pertanian.go.id)

AYOBOGOR.COM -- Padi merupakan bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahan pangan ini nyaris tidak bisa digantikan dengan bahan pangan pokok lainnya.

Krisis stok beras akibat bencana el nino berkepanjangan menyebabkan melambungnya harga beras yang tidak terkendali sejak akhir tahun 2023 hingga menginjak bulan Februari 2024.

Hal tersebut mendorong pemerintah untuk mengambil langkah kongkret mengatasi krisis pangan nasional ini.

Baca Juga: Cair Hari Ini! 2 Bansos Mulai Cair Jelang Subuh, Ada yang Pamer Saldo hingga Rp750 Ribu, Bansos Apa Saja?

Oleh sebab itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran),dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin berupaya menjadikan wilayah Subang sebagai sentra produksi nasional.

Upaya tersebut diwujudkan dengan meningkatkan produksi padi melalui pemanfaatan pompanisasi secara optimal.

Pompanisasi adalah langkah konkret pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air, langkah ini dinilai sebagai solusi strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya produksi padi nasional.

Saat mengecek area persawahan di Kabupaten Subang (04/4/2024), Mentan Amran dan Bey Machmudin sepakat akan memprioritaskan program pompanisasi guna meningkatkan produksi padi di Jawa Barat dan menjadikannya penghasil padi tertinggi di tingkat nasional.

Baca Juga: Muncul Notifikasi 'Transaksi Saat Ini Tidak Dapat Diproses' Saat Cek Bansos BPNT Rp200 Ribu, KPM Jangan Kaget Begini Penjelasannya

Seperti yang kita ketahui pada tahun 2023 lalu Indonesia mengalami kemarau berkepanjangan yang disebabkan oleh badai el nino yang berkepanjangan, mulai bulan Juli hingga Desember tahun lalu.

El Nino merupakan fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik.

Suhu menjadi yang lebih hangat dari biasanya ini mengakibatkan pengurangan udara basah di wilayah sekitarnya yang pada akhirnya ikut menaikan suhu.

Fenomena ini bersifat global. Dampak yang dirasakan dari badai El Nino di Indonesia adalah berkurangnya curah hujan.

Baca Juga: Daftar 8 Wilayah Cair Duluan Bansos BPNT Tahap 3 Via KKS BNI Rp200 Ribu, Cek Saldo Anda Sekarang

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X