AYOBOGOR.COM - Nyamuk Wolbachia tengah ramai diperbincangkan. Ini berkaitan dengan penyebarannya yang disebut untuk menurunkan kasus DBD.
Kendati memiliki nilai manfaat, namun penyebaran nyamuk wolbachia juga dikhawatirkan menimbulkan efek jangka panjang bagi masyarakat.
Terkait ini, pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban memberi penjelasan tentang nyamuk wolbachia.
Zubairi mengatakan bahwa nyamuk ini juga disebut sebagai nyamuk Bill Gates. Dia adalah pendiri perusahaan Microsoft Corporation.
Menurut Zubairi, disebut demikian karena pengembangan nyamuk wolbachia didukung oleh pendanaan yayasan milik Bill Gates.
"Sebenarnya nyamuk Bill Gates ini bernama Wolbachia. Suatu proyek yang dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP) yaitu perusahaan milik Monash University," kata Zubairi dalam cuitan X, Kamis, 16 November 2023.
"Mungkin karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, maka banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates," kata Zubairi.
Adapun tujuan pengembangannnya adalah untuk menurunkan penyebaran DBD, demam kuning, dan chikungunya.
"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang terkandung dalam nyamuk aedes aegypti," kata Zubairi.
"Gampangnya, ini seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar tidak menyebarkan virus ke manusia. Selain itu, nyamuk hanya akan bekerja untuk mengurangi jumlah spesies nyamuk sasaran," katanya.
Menurut Zubairi, nyamuk wolbachia sudah berhasil digunakan di beberapa bagian negara Brasil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura.
Di Indonesia, nyamuk ini sudah disebar yaitu di Yogyakarta. Kampus sempat, UGM, kemudian melakukan penelitian.
"Hasilnya mengejutkan, kasus DBD pada daerah yang diteliti mengalami penurunan sampai 77%. Begitupun dengan presentase pasien yang dirawat di RS. Turun sampai 86%," katanya.
Rencananya Bali akan mendapat penyebaran nyamuk wolbachia juga. Namun banyak masyarakat yang belum setuju, karena itu pemerintah setempat menunda rencana itu.
