Dia mengatakan capres-cawapres nomor urut 1 dan 3 terbiasa mendampingi Jokowi dalam pemilu sebelumnya. Justru mereka, kata Fahri, yang tahu bagaimana kebiasaan Jokowi.
"Pasti mereka tahu apakah pak jokowi punya kebiasaan curang atau tidak. Jadi gak usah teriak-teriak karena kalian terbiasa dan tahu," sindir Fahri.
Dia pun mengatakan bahwa kader partai, begitu juga dengan petugas partai itu banyak. Mereka menjadi pejabat publik melalui pemilu.
Namun ada yang dimasukkan ke jabatan strategis negara yang menguntungkan calon.
"Mereka menjadi pejabat publik melalui pemilu. Sebagian disusupkan ke jabatan strategis negara non pemilu. Dan disuruh mendukung salah satu calon. Jadi ini apa namanya?" kata Fahri.
Dia juga mengatakan bahwa ada dua partai yang mendukung salah satu pasangan capres-cawapres dan masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi.
Namun ada juga memiliki jatah manteri lebih banyak. "Jatah Menteri terbanyak dimiliki oleh pasangan ketiga. Di sektor polkam masih didominasi oleh mereka juga. Trus mau menyalahkan siapa?" kata Fahri Hamzah.