Ditinggal Jokowi, PDIP Sedih : Sudah Diberi Privilege Tapi Ditinggalkan

photo author
- Senin, 30 Oktober 2023 | 08:43 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. (Republika/Nawir Arsyad Akbar)
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. (Republika/Nawir Arsyad Akbar)

AYOBOGOR.COM - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya saat ini sedang sedih.

PDIP mengaku sedih lantaran ditinggal oleh salah satu kader terbaiknya, yakni Joko Widodo (Jokowi).

Padahal, PDIP mengaku telah mencintai dan memberi privilege pada Jokowi meskipun pada akhirnya ditinggalkan Jokowi.

Baca Juga: Mahfud MD Tampak 'Ngegas' Usai Disebut Jadi Petugas Partai, Kicy Andy: Minum Dulu, Anda Emosional

Hasto, mengatakan bahwa PDIP tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

"Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," urepublijar Hasto lewat keterangannya, Minggu (29/10/2023), dikutip dari Republika.co.id, Senin, (30/10/23).

Hasto mengatakan bahwa PDIP sudah mencitai Jokowi hingga memberikan privilege kepadanya.

Namun, menurutnya ada satu permintaan yang tak bisa dikabulkan lantaran berpotensi melanggar konstitusi.

Maka dari itu, pada akhirnya, PDIP harus ikhlas ditinggalkan oleh Jokowi.

Baca Juga: Disinggung Jadi Petugas Partai, Mahfud MD: Memangnya Kenapa?

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga. Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," ujarnya menambahkan.

PDIP sempat berdoa dan berharap bahwa hal ini tidak akan pernah terjadi, namun realitas berkata lain.

Lebih lanjut, Hasto pun menyinggung soal seluruh elemen partai yang berhasil memenangkan Jokowi dan keluarganya dalam beberapa pemilihan kepala daerah hingga pemilihan presiden (pilpres).

"Itu wujud rasa sayang kami, pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, dan lain-lain, beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," kata Hasto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X