20 Tahun Jokowi Mengabdi untuk PDIP Berakhir di Pilpres 2024?

photo author
- Minggu, 29 Oktober 2023 | 13:28 WIB
20 Tahun Jokowi Mengabdi untuk PDIP Berakhir di Pilpres 2024? (Instagram/@jokowi)
20 Tahun Jokowi Mengabdi untuk PDIP Berakhir di Pilpres 2024? (Instagram/@jokowi)

AYOBOGOR.COM - Setidaknya keanggotan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan genap menjadi 20 tahun pada 2024 nanti.

Di tahun itu pula akan digelar kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden atau Pilpres 2024. Namun, sinyal kerenggangan antara Jokowi dengan PDIP menjelang pemilu kian menguat.

Hal ini tidak terlepas dari pencalonan putranya, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.

Padahal PDIP sendiri sudah mengeluarkan 'paket' terbaik untuk Pilpres 2024. Partai berlambang banteng moncong putih itu menitipkannya kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

PDIP pun mengaku sedih dengan kondisi saat ini. Sang sekretaris jenderal partai, Hasto Kristiyanto berujar bahwa partainya tidak percaya partainya ditinggalkan Jokowi.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga. Namun kami ditinggalkan," ujarnya dikutip Minggu, 29 Oktober 2023.

Dia berujar mulanya partai hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi. Tapi realitas mengatakan lain.

Padahal katanya, banyak elemen yang sudah mati-matian memenangkan Jokowi sejak masih menjadi calon Wali Kota Solo.

Bahkan di era kekinian, keluarga sang presiden pun yang berbaju PDIP turut dibantu partai memenangkan pemilu.

"Itu wujud rasa sayang kami, pada awalnya kami memilih diam," ujar Hasto.

Menurut dia, pencalonan Gibran merupakan political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia.

Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum lewat Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang," kata dia.

"Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan," ujar Hasto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ananda Muhammad Firdaus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X