Meski berbeda-beda merek, namun kualitas produk kripik buah ini tetap dijamin sama dengan standar produksi yang tinggi.
“Sistem OEM ini saya pelajari dari China. Walau beda-beda merknya, mulai dari mesin dan kualitasnya saya pantau, kalau tidak renyah, saya turun evaluasi langsung,” ungkapnya.
Usaha kripik buah ini awalnya dirintis Kristiawan bersama istrinya dengan modal usaha yang minim.
Kala itu dia hanya memiliki modal Rp5 juta dari sisa tabungannya bekerja sebagai manajer di pabrik camilan sayur dan buah.
Baca Juga: Bosan dengan Jamur Crispy, Cobain Resep Jamur Tiram Kuah Bening yang Rasanya Pedas Gurih Bikin Nagih
Modal tersebut dia belikan komponen-komponen mesin bekas yang kemudian dia rangkai. Hingga tercipta mesin vacuum frying buatannya sendiri untuk mengeringkan buah menjadi kripik.
Kristiawan juga memanfaatkan buah-buahan dari petani yang tidak terjual karena sudah kering ataupun secara fisik kurang baik.
“Di samping menolong petani, apel-apel yang nggak bisa terjual itu saya buat kripik juga supaya gimana caranya membuat camilan yang bergizi”, imbuhnya.
Setiap tahunnya Kristiawan selalu berinovasi mengembangkan variasi kripik buah yang baru.
Selain kripik apel, ada juga kripik salak, nanas, jambu, mangga, melon, blimbing, pepaya, stroberi, semangka, jamur, hingga kripik dari berbagai sayur-sayuran.
“Totalnya ada 20 item kripik. Semuanya bergizi tinggi karena diolah dengan diuapkan kadar airnya. Antioksidan vitaminnya nggak rusak. Jadi makan kripik ini 100 gram setara sama makan wortel satu kilo”, jelasnya.
Pameran UMKM Di Pesta Rakyat Simpedes BRI
Pengembangan bisnis kripik So Kressh ini pun makin berkembang setelah menjadi UMKM binaan dari BRI.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Mengapa BRI Tidak Mau Terburu-Buru Beralih Fully Digital Banking